Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Dr. Linda Lukitari membeberkan stok darah yang ada di sejumlah daerah telah mengalami penurunan selama masa pandemi COVID-19.

“Di tahun 2021 sampai September ini, memang ada penurunan. Tidak bisa mencukupi semua, ada di beberapa daerah,” kata Linda dalam Dialog Kabar Kamis Siang bertajuk "Ayo Kita Donor Darah" yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Linda mengatakan stok darah di beberapa daerah tersebut telah mengalami penurunan secara nasional sebanyak 20 hingga 30 persen termasuk pada beberapa golongan darah tertentu.

Ia menjelaskan penurunan stok darah tersebut terjadi akibat masyarakat tidak bisa dengan leluasa berpartisipasi datang ke unit donor yang diadakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta karena sedang berada pada masa pandemi COVID-19.

Baca juga: Wagub sebut DKI butuh 1.000-1.500 kantong darah setiap hari

Baca juga: Rayakan HUT ke-3, RSUD Cipayung gelar donor darah


Perbedaan tersebut dapat dirasakan pihaknya, setelah sebelumnya menjalankan kegiatan mobil unit donor darah, di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya yang digelar di tempat pusat keramaian. Namun, kini semua orang diminta untuk tetap berada di rumah sehingga unit donor menjadi sepi pendonor.

Kondisi itu cukup menyulitkan, kata dia, mengingat permintaan akan stok darah selama masa pandemi COVID-19 justru mengalami peningkatan.

“Sementara pasien di darah tidak bisa menunggu. Permintaannya tetap, tidak ada perubahan justru meningkat dengan adanya COVID-19,” kata dia.

Linda mengatakan meskipun mengalami penurunan, hingga September 2021 stok darah yang dimiliki PMI masih mencukupi, hanya saja tidak mencukupi di beberapa golongan darah tertentu.

Namun, penurunannya tidak seperti kekurangan yang terjadi pada tahun 2020 lalu yang mengalami penurunan drastis hingga hampir 60 persen.

“Di tahun 2021 ini kalau sampai September, mau dikatakan cukup mungkin belum mencukupi. Tapi kekurangannya tidak seperti di tahun 2020. Di 2020 setelah dinyatakan oleh pemerintah di bulan Maret itu adanya pandemi, itu turun drastis hampir 60 persen kita kekurangan darah,” ucap Linda.

CEO Reblood Leonika Sari mengatakan terdapat sejumlah tantangan yang terjadi saat mengajak masyarakat untuk melakukan donor darah selama pandemi.

Ia mengatakan, tantangan terbesar yang dialami pada masa pandemi COVID-19 adalah mengajak masyarakat untuk pergi donor ke unit PMI.

“Tantangan terbesarnya ini adalah mengajak para pendonor untuk keluar rumah pergi donor darah di PMI.” kata Leonika.

Selanjutnya dia menjelaskan tantangan kedua adalah bila sebelumnya tempat donor darah berada di banyak tempat seperti mal atau kampus, setelah COVID-19 mewabah, tidak banyak instansi yang mengadakan donor darah.

Tantangan terakhir yang harus dihadapi oleh pihaknya beserta PMI yakni stigma masyarakat yang masih ragu terhadap keamanan protokol kebersihan saat melakukan donor darah.

“Banyak stigma-stigma yang tersebar di kalangan masyarakat, apakah aman untuk donor darah. Padahal di PMI sendiri sudah ada protokol kesehatan yang selalu dilakukan secara rutin untuk menjaga keamanan donor darah,” ujar dia.*

Baca juga: COVID-19 terkendali, pedonor darah di PMI Jakarta Barat meningkat

Baca juga: BPJS Kesehatan adakan kegiatan donor darah


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021