Jakarta (ANTARA) - Riset L’Oréal Research Department bekerja sama dengan Universitas Ioannina menunjukkan bahwa kandungan metal tinggi pada rambut merupakan salah satu penyebab hasil pewarnaan rambut tidak sesuai ekspektasi.

Kolaborasi riset ini juga menganalisa dan memetakan kandungan metal dalam rambut pada responden di dunia. Pada kasus di Indonesia, L’Oréal menemukan sebanyak 67 persen masyarakat Indonesia memiliki kandungan metal tinggi dalam serat rambut.

“Sejak tahun lalu, kami sudah mengirimkan ribuan serat rambut orang Indonesia langsung ke laboratorium kami di Paris. Hasilnya, sebanyak 67 persen atau 7 dari 10 konsumen di Indonesia punya kandungan metal yang tinggi dan berlebihan pada rambutnya,” kata Brand General Manager L’Oréal Professionnel Hendra Purjaka saat konferensi pers virtual pada Kamis.

Baca juga: Empat cara kembalikan warna cat rambut yang luntur

Hendra mengatakan kandungan metal pada rambut berasal dari air yang digunakan sehari-hari pada saat mandi dan keramas. Kandungan metal ini juga sangat bergantung pada kualitas air di tempat tinggal dan tingkat porositas rambut.

“Secara tidak sadar metal tersebut masuk ke dalam serat rambut dan dapat berpotensi membuat rambut patah dan menjadikan pewarnaan rambut meleset,” tuturnya.

Senada dengan hal tersebut, Head of Education, L’Oréal Professionnel Indra Tanudarma mengatakan tingginya kandungan metal pada rambut juga disebabkan oleh polusi. Menurutnya, metal tidak hanya menempel pada lapisan luar helai rambut tetapi juga dapat masuk ke dalam sel rambut.

Indra juga menyebutkan 57 persen konsumen dan penata rambut (hairdresser) khawatir terhadap masalah kerusakan rambut, seperti patah, kering, dan rontok karena proses pewarnaan rambut. Sementara 39 persen konsumen menginginkan warna rambut yang tahan lama dan sesuai ekspektasi.

Data tersebut diambil berdasarkan hasil riset Brandwatch pada Januari sampai Oktober 2020 mengenai Hair Color Trend. Hasil riset mengindikasikan bahwa permasalahan rambut patah dan hasil pewarnaan yang tidak akurat tersebut menjadi tantangan utama bagi para konsumen dan penata rambut.

“Konsumen dan hairdresser juga punya kekhawatiran yang sama, yaitu mereka takut kalau rambut patah dan warna tidak sesuai meski protokol pewarnaan rambut sudah dilakukan dengan baik dan benar,” ujar Indra.

Sementara itu, Owner Lie Kuang & Co. Innovative Salon, Lie Kuang, mengungkapkan seorang penata rambut memiliki tanggung jawab untuk mewarnai rambut sesuai dengan ekspektasi yang sudah disetujui dengan pelanggan. Meski skill mewarnai rambut sudah terbentuk secara profesional, hal tersebut tidak bisa dijadikan jaminan terhadap hasil pewarnaan rambut.

“Rasa khawatir itu tentu saja menjadikan pengalaman mewarnai rambut menjadi kurang menyenangkan karena selalu was-was dan cemas walaupun step by step sudah dilakukan dengan benar,” kata Lie.

Indra menyebutkan kolaborasi riset yang dilakukan L’Oréal Research Department berhasil mengidentifikasi Glicoamine yang berfungsi untuk menangkap dan menetralisir kandungan metal dalam serat rambut sehingga pewarnaan rambut menjadi sesuai ekspektasi.

“Glicoamine dapat menetralisir dan membuang metal dari serat rambut sehingga proses pewarnaan akan tepat dan bisa mengurangi risiko rambut patah,” ujarnya.

Hendra mengatakan L'Oréal Professionnel berkomitmen untuk menjawab tantangan dan permasalahan pada pewarnaan rambut tersebut dengan meluncurkan produk "Metal DX" sebagai terobosan baru untuk konsumen.

“Dengan edukasi, inovasi, dan inspirasi sebagai DNA brand L’Oréal Professionnel, tentu kami berharap bahwa jajaran fungsi rangkaian produk dan 3 protokol Metal DX dapat memberikan manfaat yang sesuai ekspektasi,” ujar Hendra.

Baca juga: Terinspirasi suku Inca, penata rambut asal Semarang melaju ke Milan

Baca juga: Kenali "skin tone" sebelum pilih warna rambut "Smoky Hair"

Baca juga: Tips memilih warna rambut sesuai jenis kulit

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021