Semarang (ANTARA) - Ahli observasi anak sekaligus penemu talents observation Andri Fajria ketika tampil dalam webinar di Bursa, Turki, Kamis malam (WIB), mengungkapkan latar belakang 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan.

Andri Fajria yang hadir di Gedung Görükle, Üçoluk Cd. (GGM), 16285 Nilüfer/Bursa mengemukakan hal itu terkait dengan pernyataan Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF) Irene Guntur yang menyebutkan 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan.

"Setiap orang terlahir membawa bakat masing-masing," kata praktisi dan santri talents mapping ini dalam webinar bertajuk "Kembangkan Kekuatan, Siasati Kelemahan" yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Bursa.

Menurut Andri yang juga Ketua Yayasan Harmoni Alam Semesta Tangerang, bakat adalah ekspresi genetik yang sedang aktif. Bakat setiap orang dipengaruhi oleh ayah, ibu, kakek, nenek, dan para pendahulu.

Tidak berbakat dalam suatu aktivitas, kata dia, bukan berarti tidak dapat melakukan aktivitas tersebut. Namun, yang bersangkutan membutuhkan usaha yang lebih keras agar dapat melakukan aktivitas tersebut dengan baik.

"Jika belum menemukan bakat, tidak perlu khawatir karena bakat itu tidak hilang. Dia hanya tertidur, sampai ada 'trigger' (pemicu) yang membangunkannya," katanya usai acara tersebut kepada ANTARA melalui percakapan WhatsApp.

Baca juga: Bakat anak tetap bisa berkembang di tengah pandemi

Ia menganalogikan tanaman yang menempati tanah yang sama dan mendapat siraman air yang sama. Namun, pada kenyataannya memberikan buah yang rasanya beragam.

Begitu pula, lanjut dia, anak dibesarkan dalam lingkungan yang sama, diberikan program yang sama, menunjukkan bakat yang berbeda.

"Setiap orang terlahir membawa misi hidup masing-masing karena Allah SWT membekali manusia dengan bakat yang berbeda-beda," kata Andri yang pernah mendapat julukan "Raja Kambing dari ITB" itu.

Andri mengemukakan bahwa bakat dalam batasan talents mapping adalah kumpulan/kombinasi dari sifat, potensi, dan peran yang secara alami mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan produktivitas kerja.

Dalam webinar itu, Andri memberikan tips cara membaca bakat melalui aktivitas 4E, yakni easy (merasa mudah mengerjakannya), enjoy (merasa senang mengerjakannya), excellent (hasilnya dinilai baik oleh orang lain), dan earn (menghasilkan uang/jasa/manfaat).

Baca juga: Praktisi: Perlu mengenal bakat anak sejak dini
Baca juga: Praktisi: Membangun bakat anak di tengah pandemi tantangan bagi ortu
Baca juga: Lebih penting bakat atau kerja keras agar sukses?

Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021