Jakarta (ANTARA) - Huawei Indonesia, penyedia solusi TIK
terkemuka global, bersama Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN), Perguruan Tinggi Kedinasan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), kembali menggelar Huawei TechDay yang kali ini mengusung tema keamanan siber dalam transformasi digital.

Baca juga: Huawei ungkap rencana peluncuran 6G pada 2030

Gelaran TechDay 2021 bersama dengan Poltek SSN kali ini terdiri dari dua sesi, pertama adalah sesi diskusi bertema "Cybersecurity in Digital Transformation" yang menghadirkan para pembicara ahli dalam bidang keamanan siber.

Pembicara utama pada sesi ini adalah Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Mayor Jenderal TNI Yoseph Puguh E.S, VP/Partner Development Director Huawei Indonesia Pudja Unggul Kartiman dan Direktur Poltek SSN, Nunil Pantjawati.

Sementara pada sesi diskusi panel, hadir sebagai penyampai materi adalah Juru Bicara dan Kepala Riset dan Pengembangan BSSN Anton Setiyawan, Chief Engineer of National Oceanographic Data Center (NODC) BRIN RM Taufik Yuniantoro, GM Network Security Management Telkomsel Nizar Fuadi, Dosen Senior Poltek SSN Dr. Bety Hayat Susanti, dan Cyber Security and Privacy Protection Officer Huawei Indonesia Syarbeni.

Baca juga: Ekosistem perdagangan digital inklusif perlu diperkuat di ASEAN

Sesi kedua adalah lokakarya bertajuk "Machine Learning Fundamentals for Cybersecurity" yang dipandu Raden Budiarto, Dosen Poltek SSN, dan "Build Safe and New Connected World Era with Harmony OS and HMS Ecosystem" yang dipandu Steven Pongidin, Developer Support Manager Huawei Indonesia.

Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Mayor Jenderal TNI Yoseph Puguh E.S mengatakan bahwa selain menciptakan peluang-peluang positif, transformasi digital juga membuka peluang adanya ancaman terhadap keamanan siber.

Untuk itu, kesadaran dan pemahaman akan keamanan siber di kalangan masyarakat Indonesia sangat penting untuk dibangun dan terus ditingkatkan.

Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Mayor Jenderal TNI Yoseph Puguh E.S mengatakan pemerintah telah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan literasi keamanan siber, termasuk program-program pengembangan kompetensi SDM Digital di bidang keamanan siber.

Hal ini bertujuan agar transformasi digital di seluruh sektor terakselerasi dan berjalan dengan sukses menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045.

"Untuk merealisasikan misi ini, pemerintah membutuhkan dukungan pemangku kepentingan yang lain, seperti pelaku industri, dunia pendidikan, komunitas dan media. Huawei TechDay 2021 yang berlangsung kali ini, merupakan bentuk kontribusi yang kami harapkan. Apresiasi yang tinggi kepada Huawei Indonesia, Poltek SSN, BPPT, dan Telkomsel atas kontribusinya dalam meningkatkan literasi keamanan siber," ujar Yoseph dalam siaran resminya dikutip pada Jumat.

Sementara itu, Direktur Poltek SSN, Nunil Pantjawati mengatakan bahwa literasi keamanan siber menjadi fondasi yang sangat penting khususnya bagi para mahasiswa Poltek SSN yang tengah disiapkan sebagai SDM Digital Indonesia masa depan yang berkompetensi.

Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya kemanan siber merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi SDM Digital karena ancaman di dunia siber tidak hanya datang dari pihak lain tapi juga bisa muncul dari pengguna teknologi itu sendiri.

"Oleh karena itu, dengan adanya dukungan alih pengetahuan dari pakar TIK terkemuka dunia Huawei, kami berharap mampu meningkatkan literasi keamanan siber bagi publik, terutama civitas akademika Poltek SSN, sehingga bisa meningkatkan kewaspadaan dan optimalisasi dalam pemanfaatan teknologi digital," kata Nunil.

Program Huawei TechDay 2021 merupakan bagian dari implementasi nota kesepahaman antara Huawei Indonesia dan BSSN dalam meningkatkan kompetensi SDM Digital Indonesia, khususnya di bidang keamanan siber. Bagi Huawei, program TechDay 2021 juga menjadi salah satu upaya pihaknya dalam turut menyumbang 100.000 SDM Digital Indonesia dalam kurun waktu lima tahun.

Cyber Security and Privacy Protection Officer Huawei Indonesia, Syarbeni mengatakan, tingkat kepercayaan pada keamanan siber telah menjadi perhatian yang signifikan di seluruh dunia saat ini, seiring dunia yang menjadi semakin digital.

Tingkat kepercayaan tersebut harus didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi, yang pada gilirannya harus didasarkan pada standar keamanan siber bersama. Standar keamanan siber bersama seperti NESAS/SCAS yang telah diterima secara luas di dunia industri seluler saat ini adalah salah satu cara efektif untuk membangun kepercayaan di era digital.

"Lebih lanjut kita perlu bersama-sama secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan profesional di bidang keamanan siber seraya meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber," ujar Syarbeni.

Sementara itu, VP/Partner Development Director Huawei Indonesia, Pudja Unggul Kartiman menjelaskan bahwa TechDay yang digelar secara konsisten bersama perguruan tinggi serta melibatkan para pakar teknologi dan industri, merupakan wujud dari komitmen panjang yang telah dibangun Huawei sejak hadir di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu.

"Melalui program ini, kami melakukan alih pengetahuan dan berbagi praktik-praktik terbaik guna membantu dunia pendidikan memahami secara nyata dinamika TIK beserta tantangan dan peluangnya yang bermanfaat dalam membekali mahasiswanya untuk siap memenuhi kebutuhan industri. Seperti pada TechDay 2021 bersama Poltek SSN kali ini, kami mengangkat topik yang sangat fundamental di era digital yang serba terkoneksi ini, yaitu keamanan siber," kata Pudja.


Baca juga: Kedaireka gandeng Huawei Indonesia selenggarakan pelatihan kolaboratif

Baca juga: Huawei hibahkan "inverter" energi surya untuk Green School Bali

Baca juga: Kegiatan pengembangan SDM cakap digital mendesak untuk digelar

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021