Pandangan kami tetap bahwa inflasi di AS akan tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan FOMC dan investor saat ini, pada gilirannya mendukung imbal hasil AS yang lebih tinggi dan dolar yang lebih kuat
New York (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) Dolar mencapai tertinggi tiga minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan pada Kamis (16/9/2021) mendukung ekspektasi pengurangan pembelian aset (tapering) oleh Federal Reserve (Fed) sebelum akhir tahun.

Indeks dolar, ukuran nilai greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik menjadi 93,220, tertinggi sejak minggu ketiga Agustus. Indeks terakhir menguat 0,4 persen pada 93,207. Untuk minggu ini, indeks dolar naik 0,6 persen, persentase kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Agustus.

The Fed mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari minggu depan dan diperkirakan akan membuka diskusi tentang pengurangan pembelian obligasi bulanan, sambil mengaitkan setiap perubahan aktual dengan pertumbuhan pekerjaan AS pada September dan seterusnya.

"Sementara kami ragu bahwa FOMC akan menetapkan rencana untuk mengurangi pembelian asetnya, proyeksi ekonomi baru dapat menjelaskan fungsi reaksinya mengingat tekanan inflasi siklikal," tulis Ekonom Pasar Capital Economics, Jonathan Petersen, dalam laporan penelitian terbarunya.

"Pandangan kami tetap bahwa inflasi di AS akan tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan FOMC dan investor saat ini, pada gilirannya mendukung imbal hasil AS yang lebih tinggi dan dolar yang lebih kuat," tambahnya.

Spekulasi tentang tapering Fed tahun ini meningkat setelah penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada Agustus, data menunjukkan pada Kamis (16/9/2021), naik 0,7 persen dari bulan sebelumnya meskipun ekspektasi untuk penurunan 0,8 persen. Survei sentimen bisnis juga menunjukkan peningkatan besar.

Baca juga: Harga emas jatuh lagi, tertekan penguatan dolar dan fokus pasar ke Fed

Pada perdagangan sore di New York, euro turun 0,3 persen menjadi 1,1729 dolar, setelah mencapai level terendah tiga minggu di 1,1724 dolar di awal sesi.

Sentimen konsumen University of Michigan untuk September naik tipis ke 71 versus angka akhir Agustus di 70,3, tetapi analis secara keseluruhan mengatakan kenaikan itu sama sekali tidak mendekati perbaikan yang terlihat dalam survei manufaktur Fed Empire States dan Philadelphia.

Dolar mempertahankan kenaikannya setelah laporan sentimen Michigan.

Pasar mata uang umumnya sepi pada Jumat (17/9/2021) dengan para pedagang enggan untuk mengambil posisi baru menjelang pertemuan penting sejumlah bank sentral minggu depan termasuk Fed, bank sentral Jepang dan bank sentral Inggris.

Dolar naik 0,5 persen terhadap franc Swiss pada 0,9320 franc, setelah sebelumnya mencapai tertinggi lima bulan di 0,9324 franc. Dolar juga menguat 0,2 persen menjadi 109,92 yen.

Yen telah menunjukkan reaksi terbatas terhadap persaingan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, yang secara resmi dimulai pada Jumat (17/9/2021) menjelang pemungutan suara 29 September. Dominasi parlemen LDP berarti pemimpin baru partai akan menjadi perdana menteri.

Dolar juga naik ke level tertinggi dua minggu terhadap yuan di luar negeri dan terakhir naik 0,3 persen pada 6,4711. Yuan sedang tertekan oleh meningkatnya kekhawatiran tentang sektor real estat China karena investor khawatir raksasa properti China Evergrande bisa gagal membayar kuponnya minggu depan.

Pound Inggris turun 0,4 persen menjadi 1,3738 dolar karena penjualan ritel Inggris di bawah ekspektasi. Namun, karena investor menyampaikan perkiraan kenaikan suku bunga bank sentral Inggris hingga pertengahan 2022, sterling tetap didukung.

Baca juga: Harga minyak jatuh, setelah pasokan minyak AS kembali ke pasar

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021