Doha (ANTARA News) - Australia, Jepang dan Korea Selatan mamasuki Piala Asia sebagai tim favorit dalam turnamen yang akan menguji kemampuan Qatar menyelenggarakan turnamen besar setelah secara kontroversial memenangi persaingan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Festival sepak bola tiga pekan, yang menampilkan 16 tim terbaik di kawasan tersebut, akan berlangsung mulai 7 Januari ketika tim tuan rumah menjamu Uzbekistan hingga final pada 29 Januari.

Bagaimana negara kecil di kawasan Teluk itu menyelenggarakan turnamen papan atas akan terlihat setelah FIFA secara mengejutkan menyerahkan penyelenggaraan Piala Dunia mengalahkan Australia, Jepang, Korea Selatan dan Amerika serikat.

Qatar telah menegaskan bahwa mereka menang karena berani mengajukan proposal untuk membangun stadion dengan cuaca terkontrol yang mampu membuat pemain dan fans nyaman di padang pasir yang panas.

Tetapi ada banyak keraguan yang mengklaim bahwa keputusan tersebut bersifat politis, terkait dengan Qatar yang berkantung tebal.

Sementara 16 tim ambil bagian, tiga tim kelas berat Australia, Jepang dan Korea Selatan diperkirakan akan mendominasi karena penampilan solid mereka pada Piala Dunia 2010.

Namun turnamen tersebut tidak akan menjadi perebutan tiga tim karena ada juara bertahan Irak, dan Kuwait yang sedang meningkat percaya dirinya setelah menjuarai Piala Teluk baru-baru ini, sementara Iran dan Arab Saudi tidak pernah bisa dilupakan.

Tim Australia dengan bintang-bintang yang berbasis di Eropa sangat ingin membuat perubahan atas turnamen pertama mereka pada 2007 ketika mereka terseok-seok.

Waktu itu, Socceroos kesulitan beradaptasi dengan kondisi panas dan lembab di Asia Tenggara. Musim dingin di Doha akan lebih cocok bagi mereka -- hangat pada siang dan dingin pada malam.

"Saya yakin tim ini cukup kuat dan mereka siap untuk menghasilkan sesuatu," kata pelatih Socceroos Holger Osieck.

Tim Australia memiliki skuad kuat dipimpin gelandang serang Everton Tim Cahill, pemain Blackburn Brett Emerton, kiper Fulham Mark Schwarzer dan dua pemain Galatasaray Harry Kewell dan Lucas Neill.

Mereka berada dalam satu grup dengan tim Korea Selatan yang dipimpin Park Ji-Sung, yang mencapai babak sistem gugur di Afrika Selatan.

Tim Korea yang sedang membidik gelar Asia pertama dalam 51 tahun, tampaknya akan membuat tim lainnya dalam Grup C, Bahrain dan India, tersingkir lebih awal. Tetapi mereka sudah mengalami pukulan dengan mundurnya striker Park Chu-Young yang cedera.

"Saya punya kepercayaan pada kapabilitas pemain-pemain kami," kata pelatih Korea Selatan Cho Kwang-Rae, menganggap enteng absennya bintang Monaco itu.

Jepang juga mempunyai susunan pemain yang kuat, dengan pemain tengah CSKA Moscow Keisuke Honda dipilih untuk memimpin Blue Samurai.

Honda mencetak dua gol dalam Piala Dunia saat Jepang mencapai babak sistem gugur pada penampilan terbaik mereka di luar negeri sebelum kalah dari Paraguay pada babak 16 besar.

Ia salah satu dari delapan pemain dalam tim Jepang yang berbasis di Eropa, dengan kiper Lierse SK Eiji Kawashima, pemain-pemain belakang Yuto Nagatomo dari Cesena, Atsuto Uchida dari Schalke, dan Maya Yoshida dari VVV Venlo adalah beberapa yang bergabung dengan dia.

"Tim Jepang telah meningkat pada 2010 dengan hasil yang sangat baik pada Piala Dunia dan medali emas putra dan putri pada Asian Games ," kata manager Alberto Zaccheroni, mantan bos AC Milan.

"Kami harus mempertahankan momentum itu."

Tiga kali juara itu akan mengawali turnamen pada 9 Januari melawan Jordania. Arab Saudi dan Suriah juga berada dalam grup yang sama dan memainkan pertandingan pertama mereka pada malam yang sama.

Qatar dan Uzbekistan mengawali turnamen di Khalifa Stadium, salah satu dari lima arena yang digunakan, semuanya di ibu kota Doha.

Mereka berada dalam Grup A bersama China dan Kuwait.

Juara bertahan Irak akan kembali berusaha dan menyamai raihan terbaik dalam sepak bola ketika mereka mengalahkan Arab Saudi di final 2007.

Tetapi sekarang tidak akan mudah karena Iran, Uni Emirat Arab dan Korea Utara menanti mereka dalam Grup D.

Sukses mereka pada 2007, yang terjadi selama konflik sektarian di negara tersebut, adalah potret kemenangan nasional. Akan tetapi sejak itu, tim tidak mampu memperoleh kembali performa tersebut.

Mereka akan mengawali turnamen melawan Iran pada 11 Januari.
(F005/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010