Radikalisme dan terorisme menjadi musuh negara, karena memberikan ancaman nyata terhadap keutuhan negara.
Palu (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengajak semua pihak di Sulteng untuk mendukung penuh langkah TNI dan Polri dalam upaya penindakan pemberantasan aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok garis keras Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"Radikalisme dan terorisme menjadi musuh negara, karena memberikan ancaman nyata terhadap keutuhan negara, maka semua pihak harus mendukung penuh upaya penindakan yang dilakukan oleh TNI dan Polri dalam memberantas kelompok garis keras yang melakukan teror terhadap masyarakat di Palu, Sigi, Parigi Moutong, dan Poso," ujar Prof Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Minggu.

Kontak tembak antara tim Satgas Madago Raya dengan kelompok MIT terjadi di Kabupaten Parigi Moutong pada Sabtu (18/9). Pimpinan MIT Ali Kalora dan satu anggota MIT Jaka Ramadhan tewas dalam kontak tembak tersebut. Ali Kalora dan Jaka Ramadhan masuk dalam daftar pencarian orang.

UIN Datokarama Palu, kata Prof Sagaf, mendukung penuh upaya TNI dan Polri dalam penanggulangan aksi terorisme di wilayah Sulteng.

Bahkan, kata Prof Sagaf, keberhasilan TNI dan Polri menewaskan Pimpinan MIT Ali Kalora dan satu anggota MIT Jaka Ramadhan sebagai bentuk komitmen dan keberpihakan negara kepada masyarakat.

"Negara berkewajiban memberikan rasa aman, nyaman dan tenteram kepada masyarakat dari segala bentuk ancaman. Maka langkah TNI dan Polri harus didukung oleh semua pihak, untuk mewujudkan keamanan dan peningkatan kualitas situasi kamtibmas," kata Prof Sagaf yang juga Wakil Ketua Umum MUI Sulteng.

Prof Sagaf menegaskan radikalisme dan terorisme tidak boleh diberikan ruang untuk berkembang di NKRI. Sebaliknya, harus dilawan dengan melakukan pencegahan dan penindakan.

Hal itu karena aksi-aksi teros yang dilakukan oleh kelompok MIT di wilayah Parigi Moutong, Napu Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, sangat tidak manusiawi, mencederai nilai-nilai kemanusiaan, serta merusak tatanan sosial keagamaan.

"Karena itu, gerakan garis keras radikalisme dan terorisme tidak boleh diberikan ruang sedikit pun untuk berkembang. Semua pihak, Pemerintah, TNI dan Polri serta tokoh agama, tokoh perempuan, masyarakat, akademisi, pers, harus bersatu melawan tumbuh dan berkembangnya gerakan radikalisme dan terorisme," kata Prof Sagaf.
Baca juga: Aparat kejar sisa DPO teroris Poso setelah pimpinan MIT tertembak
Baca juga: Mabes Polri terima laporan tewasnya Ali Kalora pimpinan MIT Poso

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021