Yuan berdiri di 6,4805 per dolar setelah melemah sejauh 6,4879 pada Senin (20/9/2021) untuk pertama kalinya sejak 23 Agustus
Tokyo (ANTARA) - Kurs dolar AS mempertahankan kenaikannya di perdagangan Asia pada Selasa pagi, sementara yuan di pasar luar negeri berkubang di dekat level terendah hampir satu bulan karena investor mencari perlindungan dari potensi gagal bayar (default) perusahaan properti China Evergrande.

Dolar Selandia Baru juga tenggelam setelah asisten gubernur bank sentral mengurangi spekulasi untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin bulan depan.

Yuan berdiri di 6,4805 per dolar setelah melemah sejauh 6,4879 pada Senin (20/9/2021) untuk pertama kalinya sejak 23 Agustus. Pasar daratan tutup untuk liburan umum hingga Rabu (22/9/2021).

"Sepertinya pasar sedang menunggu sesuatu dari otoritas China selama akhir pekan untuk menenangkan pasar dan membatasi kekhawatiran penularan dari gagal bayar Evergrande yang menjulang, dan itu tidak datang," Chris Weston, kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne, menulis dalam catatan klien, dikutip dari Reuters.

"Pedagang merasakan peristiwa itu akan datang."

Analis di Wells Fargo memperkirakan dolar mencapai 6,60 per yuan di bulan depan untuk pertama kalinya sejak November.

Mata uang AS telah naik di tengah ekspektasi Federal Reserve akan memberi sinyal dimulainya pengurangan stimulus pada pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir Rabu (22/9/2021).

Greenback sebagian besar datar di 1,17245 dolar per euro setelah naik ke 1,1700 dolar semalam, juga yang pertama sejak 23 Agustus.

Yen melemah kembali sekitar 0,2 persen menjadi 128,50 terhadap mata uang tunggal, tetapi masih mendekati level tertinggi 128,155 dari Senin (20/9/2021), level yang tidak terlihat sejak 20 Agustus.

Dolar menguat 0,18 persen menjadi 109,58 yen, memangkas beberapa kerugian semalam, tetapi dengan pasangan ini masih berliku-liku di dekat tengah kisaran perdagangan selama 2,5 bulan terakhir.

Bank sentral Jepang (BoJ) akan memutuskan kebijakannya pada Rabu (22/9/2021), dengan diperkirakan tidak akan ada perubahan untuk program stimulus besar-besaran.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, sedikit berubah pada 93,2241 setelah naik semalam ke 93,455 untuk pertama kalinya sejak 23 Agustus.

Sentimen pasar telah diguncang oleh potensi penularan dari Evergrande, yang mencoba mengumpulkan dana untuk membayar sejumlah pemberi pinjaman, pemasok, dan investor.

Batas waktu pembayaran bunga 83,5 juta dolar AS pada salah satu obligasinya yang jatuh tempo pada Kamis (23/9/2021), dan perusahaan memiliki kewajiban 305 miliar dolar AS.

Pada Senin (20/9/2021), regulator China memperingatkan bahwa kebangkrutan perusahaan dapat memicu risiko yang lebih luas dalam sistem keuangan negara itu jika tidak menentu.

Pergerakan di Hang Seng Hong Kong dapat mendikte arah dolar Australia dan mata uang terkait komoditas lainnya dalam waktu dekat, kata Weston dari Pepperstone.

Aussie naik tipis 0,07 persen menjadi 0,7258 dolar AS setelah merosot ke 0,72205 dolar AS di sesi sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 24 Agustus.

Kiwi Selandia Baru turun 0,3 persen menjadi 0,7011 dolar AS, mendekati terendah Senin (20/9/2021) di 0,7006 dolar AS, level terlemah bulan ini. Kenaikan 50 basis poin dalam kebijakan suku bunga bank sentral Selandia Baru (RBNZ) tampaknya tidak mungkin setelah teks pidato dari Asisten Gubernur Christian Hawkesby mengisyaratkan bahwa bank sentral akan bergerak dalam kenaikan 25 basis poin.

Sterling sedikit berubah di 1,3662 dolar AS setelah meluncur ke level terendah hampir satu bulan di 1,3640 dolar AS semalam. Bank sentral Inggris (BoE) mengumumkan keputusan kebijakannya pada Kamis (23/9/2021).

Loonie mendapatkan kembali pijakannya setelah mencapai level terendah satu bulan di 1,2896 dolar Kanada terhadap mitra AS semalam menjelang pemilihan nasional yang dapat meningkatkan ketidakpastian politik di Kanada. Dolar tergelincir 0,15 persen menjadi 1,2805 dolar Kanada di Asia.

Mata uang kripto juga dirugikan oleh pergantian sentimen risiko, dengan Bitcoin turun lebih dari 3,0 persen menjadi sekitar 41.700 dolar AS pada Selasa setelah sebelumnya menyentuh 40.192,90 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 6 Agustus.

Ether saingan yang lebih kecil juga turun sekitar 3,0 persen menjadi 2.891,77 dolar AS, setelah turun menjadi 2.803,20 dolar AS, juga yang pertama sejak 6 Agustus.

Baca juga: Rupiah berpeluang menguat seiring makin terkendalinya pandemi
Baca juga: Dolar menguat, yuan jatuh di tengah kekhawatiran pengembang Evergrande
Baca juga: Harga minyak jatuh, investor hindari risiko dan dolar naik

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021