Selain Helikopter Superpuma ini, kami juga menyiagakan dua unit Helikopter Bell 412 untuk patroli udara
Palembang (ANTARA) - Perusahaan hutan tanaman industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, PT Bumi Mekar Hijau menyiagakan satu unit Helikopter Superpuma menyusul langkah pemprov setempat menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Fire Operation Management Head APP Sinar Mas Wilayah OKI, Mares Prabadi di Kayuagung, Selasa, mengatakan, helikopter ini khusus untuk water bombing dengan kapasitas angkut air mencapai 4.000 liter yang disiapkan APP Sinar Mas untuk mitra pemasok, dalam hal ini PT Bumi Mekar Hijau (BMH).

“Selain Helikopter Superpuma ini, kami juga menyiagakan dua unit Helikopter Bell 412 untuk patroli udara,” kata dia.

Helikopter Bell 412 ini juga dapat digunakan untuk membantu upaya pemadaman karena memiliki kapasitas air mencapai 1.600 liter.

Baca juga: Perusahaan HTI kerahkan helikopter pantau Muara Medak pasca-karhutla

Upaya serius dalam pencegahan karhutla ini juga merespons arahan dari Presiden Jokowi beberapa waktu lalu yang menginstruksikan menteri/pimpinan lembaga, kepala daerah dan penegak hukum untuk memrioritaskan upaya pencegahan karhutla, melalui deteksi dini, monitoring areal rawan hotspot, dan pemantauan kondisi harian di lapangan.

Deteksi dini dan respons cepat merupakan hal yang penting untuk dilakukan terutama di tengah ketidakpastian cuaca seperti saat ini.

“Kami juga memiliki Tim Reaksi Cepat (TRC) yang sudah terlatih, dapat diterjunkan langsung ke lokasi dari helikopter,” kata dia.

Baca juga: Karhutla landa di Muara Medak Musi Banyuasin

Respons cepat ini sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran, semakin cepat tim datang dan melakukan pemadaman kebakaran semakin kecil luasan kebakaran. Tim RPK dengan helikopter merupakan kombinasi terbaik saat ini yang ada untuk operasional pemadaman, kata dia.

Mares menjelaskan timnya menggunakan sejumlah indikator sebelum melakukan pemantauan dengan helikopter, di antaranya kondisi cuaca, jumlah hari tidak hujan dan Fire Danger Rating System (FDRS).

TRC akan mengambil koordinat titik api, memperhatikan arah angin dari asap yang muncul, memantau keberadaan sumber air terdekat serta menentukan lokasi pendaratan untuk segera melakukan pemadaman.

Baca juga: Tiga hektare lahan gambut di perbatasan Aceh Jaya-Aceh Barat terbakar

Sementara itu Koordinator Daops Manggala Agni Sumatera Selatan, Tri Prayogi mengapresiasi patroli pencegahan karhutla menggunakan helikopter yang dilakukan oleh mitra pemasok APP Sinar Mas ini.

“Saat ini pantauan udara dengan helikopter sangat efektif untuk mendeteksi karhutla secara real time serta mampu menjangkau lingkup area yang luas, khususnya pada area terpencil yang jauh dari jangkauan petugas di darat,” kata dia.

Baca juga: KLHK waspadai potensi karhutla di siklus puncak musim kemarau

Tri Prayogi berharap patroli udara semacam ini terus dilakukan untuk menekan kejadian karhutla di Sumsel.

Pemprov Sumsel menetapkan status siaga darurat karhutla sejak Maret 2021 atau lebih awal dibandingkan tahun 2020 untuk lebih memaksimalkan mitigasi.

BMKG memperkirakan Sumsel memasuki puncak kemarau pada Agustus hingga Oktober 2021.

Baca juga: BMKG catat sejumlah wilayah di Wonogiri mulai alami kekeringan ekstrem

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021