Selain digunakan untuk memproses keberangkatan penerbangan, aplikasi PeduliLindungi juga digunakan untuk memproses kedatangan di bandara AP II, di mana penumpang pesawat harus menunjukkan QR Code eHAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi
Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat penggunaan aplikasi PeduliLindungi di bandara yang dikelola perseroan mencapai satu juta kali oleh penumpang pesawat untuk memproses penerbangan.

“Sejak 1 Agustus 2021, bandara AP II telah meminta agar calon penumpang pesawat menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk memproses keberangkatan penerbangan. Aplikasi PeduliLindungi sudah digunakan sekitar satu juta kali," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Muhammad Awaluddin mengatakan, AP II berkolaborasi dengan stakeholder yakni maskapai, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes) dan Satgas Udara Penanganan Covid-19 menyiapkan fasilitas dan sumber daya manusia untuk penerapan PeduliLindungi di bandara.

Melalui berbagai persiapan dan kolaborasi yang baik, katanya, penggunaan PeduliLindungi di bandara AP II semakin optimal untuk mendukung protokol kesehatan di sektor transportasi udara dalam menghadapi pandemi.

Ia menambahkan, selama periode 1 Agustus - 19 September 2021, jumlah terbesar penggunaan aplikasi PeduliLindungi di lingkungan AP II ada di Bandara Soekarno-Hatta sekitar 600.000 kali.

PeduliLindungi memuat dokumen kesehatan pengguna (kartu vaksinasi dan hasil tes COVID-19) yang menjadi persyaratan terbang.

Ia mengatakan, calon penumpang pesawat memproses keberangkatan dengan menunjukkan QR Code PeduliLindungi kepada personel KKP Kemenkes dan di konter check-in untuk memastikan persyaratan dokumen kesehatan terpenuhi.

Menurut dia, proses ini menghilangkan potensi pemalsuan dokumen kesehatan.

“Selain digunakan untuk memproses keberangkatan penerbangan, aplikasi PeduliLindungi juga digunakan untuk memproses kedatangan di bandara AP II, di mana penumpang pesawat harus menunjukkan QR Code eHAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi,” ujarnya.

Adapun AP II menyiapkan fasilitas pendukung aplikasi PeduliLindungi yang sesuai dengan karakteristik dan desain bangunan masing-masing bandara AP II.

“Di Bandara Sultan Thaha, Jambi, disiapkan autogate yang dapat terbuka jika calon penumpang pesawat menunjukkan QR Code PeduliLindungi. Sementara di Bandara Soekarno-Hatta dan Kualanamu terdapat cukup banyak mesin yang dapat digunakan calon penumpang pesawat untuk memastikan dokumen kesehatan di PeduliLindungi sudah memenuhi syarat sehingga bisa langsung menuju konter check-in untuk verifikasi,” kata Muhammad Awaluddin.

Ia mengatakan, di bandara-bandara AP II juga masih bertugas personel Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes) untuk memberikan asistensi dan melakukan verifikasi dokumen kesehatan apabila ada calon penumpang pesawat yang mengalami suatu isu terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

"Setiap harinya, AP II memonitor langsung jumlah calon penumpang pesawat yang menggunakan PeduliLindungi, termasuk jumlah validasi digital yang berhasil dilakukan untuk memproses keberangkatan," katanya.

Ia menambahkan, sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 74/2021, penumpang dari luar negeri yang mendarat kini juga harus mengisi formulir eHAC Internasional yang terdapat di aplikasi PeduliLindungi.

Sementara itu, berdasarkan Keputusan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 13/2021 saat ini ditetapkan untuk kedatangan penumpang pesawat dari luar negeri ke Indonesia hanya dilakukan melalui dua bandara, salah satunya adalah Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola AP II.

"Adapun di Bandara Soekarno-Hatta, eHAC Internasional yang terdapat di aplikasi PeduliLindungi milik penumpang pesawat akan diverifikasi oleh personel KKP Kemenkes," katanya.

Baca juga: Kementerian Investasi-AP II tawarkan 3 proyek investasi di Kualanamu

Baca juga: Direksi AP II dapat pembekalan dari KPK untuk pencegahan korupsi

Baca juga: Bandara AP II berlakukan e-HAC melalui aplikasi PeduliLindungi


 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021