Aljirs (ANTARA News/AFP) - Tiga orang tewas dan lebih dari 400 lainnya cedera dalam kerusuhan di Aljazair berkaitan dengan kenaikan harga pangan dan pengangguran, kata menteri dalam negeri, Sabtu sementara pemerintah berusaha mengatasi krisis itu.

Dalam satu usaha untuk mengatasi kenaikan harga, yang dalam beberapa kasus mencapai 30 persen sejak 1 Januari, pemerintah mengumumkan pengurangan 41 persen pajak dan cukai gula dan minyak-minyak goreng.

"Saya mengkonfirmasian korban tewas tiga orang di M`sila, Tipaza dan Boumerdes," kata Menteri Dalam Negeri Dahou Ould Kabila kepada stasiun televisi Canal Algeria, mengacu pada tiga kota yang dilanda kerusuhan.

Dua korban tewas Jumat dalam kerusuhan dan korban ketiga ditemukan tewas di sebuah hotel yang dibakar para perusuh.

Setelah satu sidang kabinet untuk membahas krisis itu,pemerintah mengeluarkan satu pernyataan yang mengatakan "untuk sementara membebaskan" pajak-pajak impor, pajak nilai tambah dan pajak perusahaan untuk gula dan minyak-minyak goreng.

Tindakan itu berlaku surut 1 Januari dan akan berakhir sampai 31 Agustus. Pemeritnah mengatakan pihaknya mengharapkan "produser-produser dan distributor-distrubutor untuk segera menyesuaikan harga-harga jual bagi konsumen.

Ould Kabila sebelumnya mengatakan satu korban di M`Sila, 300km tenggara Aljirs ditembak hingga tewas dalam usaha menerobos masuk ke satu kantor polisi. Surat kabar El Khabar menyebut korban itu bernama Azzedine Lebza, 18 tahun.

Seorang korban lainnya di Tipaza, 70km barat Aljirs ditemukan dengan luka-luka di kepala, Jumat tetapi penyebab sesungguhnya kematian dia tidak diketahui, katanya.

Seorang petugas medis sebelumya mengatakan pria 32 tahun bernama Akriche Abdekfattah itu dihantam gas air mata di mukanya.

Ould Kabila mengataan polisi diperintahkan menahan diri dalam mengatasi unjuk-unjuk rasa .

"Lebih dari 300 polisi dan tentara cedera, sementara pihak lainnya mengalami cedera kurang dari 100 orang," katanya.

Menteri itu mengataan polisi telah menahan sejumlah orang yang dituduh melakukan "tindakan-tindakan kriminal perusakan dan aksi kskerasan oleh para pengunjuk rasa terhadap properti publik maupun swasta."

Para pemuda terlibat bentrok dengan polsi di Aljirs dan kota-kota lainnya di seluruh negara itu, Jumat kendatipun ada himbuan untuk tenang dari para ulama pada hari krtiga kerusuhan itu.

Di Anaba , 600km barat Aljirs, 21 orang termasuk tujuh polisi cedera, kata badan urusan darurat dan seorang polisi yang tidak bersedia namanya disebutkan.

Kerusuhan, yang meletus setelah sholat Jumat di permukiman kota itu berlanjut sampai malam dan Sabtu. Satu kantor pemerintah dijarah, kata para saksi mata.

Di Tizi Ouzou, ibu kota daerah Kabyile timur, penduduk mengatakan kerusuhan meluas dari pusat kota itu ke daerah pinggiran, dan pengunjuk rasa membakar ban-ban mobil yang menghambat jalan raya utama menuju Aljirs.

Sebagian besar partai politik negara itu, Sabtu menyerukan dilakukan tindakan segera untuk menangani krisis itu.

Front Pembebasan Nasional (FLN), anggota utama dari koalisi yang memerintah negara itu dalam satu pernyataan menyerukan dilakukan "tindakan-tindakan konrit untuk mengerangi kenaikan harga dan melindungi daya beli" rakyat Aljazair.

"Pengawasan terhadap harga harus dilakukan. Spekulasi dan monopoli harus diperangi," kata partai itu sementara mengecam" pencurian dan perampokan " selama kerusuhan itu.

Serikat Buruh Umum Aljazair dan Menteri Perdagangan Mustapha Benbada menuduh produser-produser dan pengecer menaikkan harga menjelang tindakan-tindakan baru itu.

Kerusuhan di negara yang masih berada dalam keadaan darurat setelah perang saudara melawan kelompok garis keras Islam pada tahun 1990-an terjadi saat indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mencatat tingkat tertingginya sejak dimulai tahun 1990.

Sekitar 75 persen penduduk Aljazair berusia dibawah 30 tahun, dan 20 persen dari pemuda menganggur, kata Dana Moneter Internasional. Banyak yang terampil dan pintar tetapitidak dapat mencari kerja.

Di negara tetangga Tunisia , yang dilanda kerusuhan yang sama menyangkut tingginya angka penganggruan, serikat buruh utama negara itu mengheningkan cipta satu menit untuk mengenang paling tidak lima orang tewas sejak unjuk rasa di mulai d negara itu bulan lalu.(*)

(Uu.H-RN/H-AK/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011