Jakarta (ANTARA) - Cotton USA melalui Cotton Council International (CCI) Indonesia menginisiasi seminar online kelima kalinya kepada pelaku industri tekstil guna mengedukasi dan mendorong transformasi industri garmen dan fashion di Indonesia.

"Saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan besar global tertarik dengan apa disebut Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan bagaimana mereka dapat berkontribusi," kata Dr. Anh Dung (Andy) Do selaku perwakilan CCI di Indonesia, Kamis.

Baca juga: Uni-Charm emiten terbaik tekstil versi Investor Awards 2021

"Melalui acara ini, CCI ingin memberikan informasi yang dapat membantu para mitra kami dalam menjalankan bisnis berkelanjutan, salah satunya melalui inisiatif industri kapas AS seperti US Cotton Trust Protocol®. Ini merupakan bukti nyata dari komitmen CCI untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan para pelaku dan pakar industri untuk memajukan industri tekstil Tanah Air,” tambah Andy.

Konferensi virtual bertema "Sustainability and Transparency You Can Trust" yang dihelat Kamis itu dihadiri lebih 200 peserta, serta menghadirkan pemateri antara lain Dr Anh Dung (Andy) Do, Michael F Kleine (Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Amerika), Steve Dyer (Global Head Marketing Louis Dreyfus Company), Ricky Clarke (Chairman CCI), hingga Bruce Atherley (Executive Director CCI) dan Andrew Winston (Pendiri Winston Eco-strategies).

Kegiatan itu turut mengenalkan US Cotton Trust Protocol sebagai program industri kapas AS dalam menetapkan standar baru untuk komoditas kapas yang ditanam secara berkelanjutan. Program itu ingin mendorong peningkatan keberlanjutan produksi kapas dengan pengukuran yang dapat ditaksir dan diverifikasi.

Anggota yang bergabung dalam program itu dapat membuktikan, mengukur, dan memverifikasi bahwa mereka membeli serat yang diproduksi secara berkelanjutan dan berkualitas, sehingga terbebas dari risiko lingkungan dan sosial.

Di sisi lain, gelaran yang dihelat CCI juga ingin mendorong pebisnis garmen agar lebih mengetahui manfaat menjadi anggota Cotton USA Licensing Program dan menggunakan label Cotton USA.

Sejak 1989, lebih dari 3,8 miliar produk telah membawa nama Cotton USA, dan saat ini terdapat lebih dari 40 perusahaan dari berbagai sektor seperti spinning mills, fabric producers, garment manufacturer dan local brands yang menjadi Cotton USA licensees di Indonesia

Untuk menjadi pemegang lisensi Cotton USA, seluruh pemegang lisensi (pabrik, produsen, penjual grosir, perusahaan pemasokan, merek, dan/atau penjual ritel) wajib menggunakan lebih dari 50 persen kapas AS dalam produknya.

"Cotton USA berkomitmen untuk meningkatkan perhatian publik terhadap pentingnya kapas berkualitas tinggi yang sudah digunakan sebagai material dasar pembuatan bahan dari berbagai merek fashion internasional di dunia, termasuk di Indonesia,” tutup Andy Do.



Baca juga: CCI kenalkan Cotton USA Solution untuk industri tekstil

Baca juga: Bahan baku persulit kerja desainer Indonesia

Baca juga: Pengusaha berharap industri garmen bisa diselamatkan saat pandemi

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021