Jakarta (ANTARA) - Perusahaan logistik AGROS memanfaatkan sistem layanan terpadu satu pintu berbasis teknologi yang berfokus menghadirkan solusi terintegrasi untuk mengoptimalkan layanan jasa logistik muatan berat atau raw material.

"Melihat potensi pertumbuhan industri logistik yang masih besar di masa mendatang dengan berbagai tantangannya, kami melahirkan AGROS untuk menjawab satu per satu tantangan yang ada. Kami menyediakan segala kebutuhan dari hulu ke hilir agar semua pihak dalam industri ini dapat menikmati benefitnya," kata CEO AGROS Arman Solich dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Menurut Arman, upaya perbaikan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah dalam sedekade terakhir membawa dampak positif terhadap berbagai industri di Tanah Air, tidak terkecuali industri logistik.

Berdasarkan data Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), arus pengiriman barang di Indonesia selama pandemi bertumbuh hingga 40 persen.

Baca juga: Layanan kendaraan logistik topang kinerja ASDP selama pandemi

Meski demikian, lanjut Arman, bukan berarti industri logistik bebas dari tantangan. Selain kebutuhan pendistribusian produk yang meningkat, permintaan armada berat untuk mengangkut bahan baku (raw material) yang dibutuhkan di berbagai industri juga ikut naik.

Tidak heran, banyak pemain baru bermunculan di industri ini. Namun, tren menggeliatnya industri logistik raw material belum dibarengi dengan upaya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang ada di industri ini sejak sebelumnya.

Mulai dari yang klasik seperti rumitnya pengelolaan armada, transparansi dan standarisasi biaya, hingga kebutuhan akan penyederhanaan sistem transaksi dan kemudahan pengawasan yang lahir di era digital seperti sekarang.

Arman menyampaikan, pihaknya memang bukan yang pertama hadir dan berusaha menjadi jawaban setiap permasalahan di industri logistik muatan berat, tapi perseroan berupaya menawarkan solusi terintegrasi untuk menjawab seluruh potensi masalah yang muncul dalam perjalanan setiap pihak yang berkaitan dengan industri tersebut.

Baca juga: Peluang dan tantangan untuk penyedia jasa logistik saat pandemi

"Setelah berbagai pengamatan dan riset yang kami lakukan di industri ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa sebagian besar problem masih muncul karena para pelaku industri ini masih bertahan menggunakan sistem konvensional dan tidak terintegrasi," ujar Arman.

Ia menambahkan, perseroan juga berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kami sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan industri logistik muatan berat di lapangan.

"Di AGROS, kami juga memandang setiap pihak yang terlibat dalam industri logistik ini sebagai kerabat yang seharusnya dapat saling memberikan manfaat satu sama lainnya," ujar Arman.

Perseroan berusaha menghubungkan setiap pihak, mulai dari shipper, transporter, hingga pengemudi dalam satu platform yang memudahkan masing-masingnya untuk mendapatkan manfaat yang nyata.

Baca juga: Startup pelacakan armada logistik McEasy dapat suntikan Rp22 miliar

Terhitung sejak muncul di awal 2020, hingga saat ini, AGROS berhasil menyelesaikan sebanyak 102.306 transaksi logistik dengan total angkut mencapai 2.183.156 tonase.

AGROS juga mendapatkan kepercayaan dari 55 perusahaan shipper, 218 fleet armada dari tujuh transporter, dan 252 kerabat pengemudi terpercaya.

Arman menuturkan, pihaknya memiliki visi dapat menjadi perusahaan teknologi logistik terkemuka di kancah internasional. Namun, untuk mencapai visi tersebut AGROS terlebih dulu wajib memenangkan pasar industri logistik Indonesia.

“Langkah awal yang sudah kami mulai dengan menargetkan kawasan Indonesia Timur. Ke depannya, kami berharap dapat bekerjasama dengan lebih banyak lagi kerabat logistik di sini," kata Arman.

Baca juga: IPC Tanjung Priok dukung klaster logistik di Jakarta

Baca juga: Pengusaha logistik dukung pemberantasan pungli di pelabuhan


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021