Jakarta (ANTARA) - Penari Barong asal Bali Ida Bagus Made Kesawa Telaga menyebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sebagai pemimpin idaman para kaum milenial akan terus memotivasi para generasi muda untuk melestarikan budaya.

"Pak Sandi adalah inspirasi kami untuk tetap memajukan bangsa ini. Oleh karena itu saya berharap beliau bisa memotivasi generasi muda melestarikan budaya Indonesia," kata dia saat menerima kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno di Bali melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Bahkan, ia menyampaikan secara langsung kagum atas perjuangan Sandiaga Uno selama ini terutama dalam memotivasi anak-anak muda di Tanah Air.

Baca juga: Sandiaga: WTD hadir agar sektor pariwisata persempit ketimpangan

Pada kesempatan itu, ia menjelaskan tarian yang dibawakannya melambangkan prajurit karena Desa Carangsari adalah tempat kelahiran pahlawan nasional asal Bali yakni I Gusti Ngurah Rai.

"Saya mau menunjukkan tarian ini sebagai orang yang mewakili generasi milenial di Bali," kata dia.

Baca juga: Menparekraf dorong pengembangan subsektor seni pertunjukan di Gianyar

Menurut dia, Tari Barong yang ditampilkan tersebut menunjukkan bahwa Bali adalah tempat yang pluralisme atau majemuk di mana semua budaya ada di Pulau Dewata ini dan dapat diterima dengan baik.

"Ini menunjukkan kalau Bali tempatnya semua akulturasi budaya," katanya.

Selain itu, Tari Barong yang ditampilkan oleh anak muda tersebut menegaskan bahwa anak-anak bisa diajak untuk melestarikan budaya sehingga tidak punah.

Baca juga: Sandiaga: Bali siap untuk uji coba pembukaan pariwisata

Dalam kunjungannya Menteri Sandi disambut dengan Tari Topeng Tugek Carangsari yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Maestro I Gusti Ngurah Widya yang sudah berusia 75 tahun.

Di desa tersebut Sandi menemukan adanya Wayang Kulit Paruwe, Wayang Ramoyane, Barongsai, Tarian Hanoman, Barangket, gamelan khas Bali, Barong Landung, yaitu kisah cinta Raja Bali Sri Jaya Pangus dengan Ratu Gede keturunan Tionghoa Cina.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021