kami berusaha semaksimal mungkin menggunakan 'creative financing' untuk melaksanakan penataan Stasiun Sudirman dan pembangunan JPM
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat menyatakan penataan  Stasiun Sudirman termasuk pembangunan jembatan penyeberangan multiguna (JPM) tidak menggunakan pendanaan dari APBN maupun APBD.

"Mandat yang PT MITJ terima ini sumber dananya tidak berasal dari APBN maupun APBD, sehingga kami berusaha semaksimal mungkin menggunakan 'creative financing' untuk melaksanakan penataan Stasiun Sudirman dan pembangunan JPM ini," kata Tuhiyat pada peresmian Integrasi Jabodetabek di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Rabu.

Baca juga: Pembangunan TOD Tanah Abang berpotensi tambah hunian terjangkau

PT MITJ yang merupakan perusahaan patungan PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang beroperasi sebagai pelaksana pembangunan JPM Dukuh Atas untuk mewujudkan integrasi antarmoda yang menghubungkan LRT Jabodebek, Kereta Commuterline, Transjakarta, MRT Jakarta, dan Kereta Bandara.

Tuhiyat mengatakan dalam  "creative financing"  melibatkan peran swasta melalui kerja sama pendanaan untuk mewujudkan pembangunan JPM.

Menurut dia, kondisi pandemi COVID-19 menuntut Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI Jakarta tidak lagi menggunakan APBN dan APBD untuk pembiayaan proyek infrastruktur.

Baca juga: PT Jaklingko tunjuk empat pengurus dalam RUPSLB

Oleh karenanya, pembangunan dan pengelolaan JPM Dukuh Atas dilakukan melalui konsorsium Waskita Karya bersama Vision First KSO sebagai kontraktor terpilih.

"Khusus untuk Stasiun Sudirman, sebagian besar milik Dirjen Perkeretaapian, sehingga kita akan kerja sama dengan PT KAI untuk pelaksanaan revitalisasi," kata Tuhiyat.

Adapun JPM yang memiliki visi untuk menjadi "Serambi Temu Dukuh Atas" ini ditargetkan dapat beroperasi Juni 2022, seiring dengan rencana beroperasinya LRT Jabodebek.

Baca juga: BUMN dan BUMD DKI bentuk perusahaan pembayaran antarmoda transportasi

JPM Dukuh Atas akan berfungsi sebagai infrastruktur publik dalam rangka integrasi moda transportasi yang dikembangkan menjadi fungsi lainnya seperti jalur sepeda, retail, area pameran, dan fasilitas lainnya yang berperan sebagai ruang publik perkotaan yang interaktif, atraktif, edukatif, rekreatif, dan ramah disabilitas.

Selain pembangunan kedua infrastruktur tersebut, akan ada beberapa pembangunan infrastruktur publik baru pada kawasan yang sama, yaitu revitalisasi Waduk Setiabudi Barat dan revitalisasi Promenade Kanal Banjir Barat (KBB) yang diharapkan dapat menjadi pemicu regenerasi perkotaan di kawasan Dukuh Atas.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021