Grobogan (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan komoditas jagung di dalam negeri tersedia dalam jumlah aman untuk memenuhi kebutuhan bahan pakan ternak secara mandiri.

"Berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta hektare dengan produksi bersih sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen." ujarnya saat sambutan pada acara panen jagung nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan dan panen serempak di seluruh wilayah Indonesia lainnya yang berlangsung secara virtual, Rabu.

Sedangkan kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya 14,37 juta ton sehingga dengan tambahan stok akhir Desember 2020 sebesar 1,43 juta ton, diperoleh kelebihan stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton.

Dengan demikian, tidak ada masalah dengan stok jagung tahun ini. Termasuk ketika mencarinya di Kabupaten Grobogan juga akan tersedia karena saat melintasi 12 kilometer perjalanan di Grobogan di kanan dan kiri jalan banyak sekali tanaman jagung dan hasilnya juga lebih baik dari tahun lalu.

Terkait polemik data jagung, ia menjamin validitas data yang keluarkan pemerintah atau digunakan Kementan karena dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room atau melalui satelit dan berdasarkan laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronkan dengan BPS.

"Karena itu, saya perintah para Dirjen untuk turun melakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada. Menangani pertanian tidak boleh ada kepura-puraan, bahwa kemudian ada fluktuasi harga itu bagian lain yang harus ditangani secara bersama-sama," ujarnya.

Ia mengungkapkan panen raya ini untuk mengetahui apakah memang jagung sebagai salah satu komoditi yang dijaga betul-betul tertanam atau tidak dan betul ada atau tidak. Data yang dimiliki dengan fakta lapangan seperti apa.

"Gubernur dan bupati sesuai data dan fakta yang dilaporkan ke Kementan, semua mencatat sesuai target yang ada. Petani juga senang karena harga jualnya di atas HPP. Hal terpenting jangan sampai berlebihan karena ada kepentingan lain," ujarnya.

Terkait dinamika harga, karena sebelumnya ada penundaan panen raya yang seharusnya berlangsung bulan April 2021 mundur selama 20-an hari sehingga dimungkinkan banyak pihak yang terkejut kenapa tidak ada panen. Walaupun harga jual jagung di luar negeri juga berfluktuasi seperti yang dihadapi karena anomali cuaca.

Panen jagung nasional berlangsung hingga akhir tahun 2021, dengan prakiraan luas panen September 2021 seluas 299.059 hektare, Oktorber 2021 seluas 230.157 hektare, November 2021 seluas 207.264 hektare dan Desember 2021 seluas 197.265 hektare dengan produksi masing-masing 1,21 juta ton, 916.759 ton, 1 juta ton dan 881.787 ton.

Sementara panen jagung di Kabupaten Grobogan tersebut, mewakili gerakan pertanian khususnya jagung yang ada di seluruh Nusantara.

"Presiden Jokowi memerintahkan kepada saya untuk turun ke lapangan panen jagung nusantara. Panen hari ini (29/9) membuktikan jagung ada di mana-mana. Produksi jagung nasional tahun 2021 juga mengalami over stok 2,85 juta ton," ujarnya.

Panen jagung nusantara ini bersama empat gubernur, yakni Sumatera Utara, Kalimantam Timur, Sumatera Selatan dan Kalimantan Utara dan puluhan bupati, yakni Bupati Grobogan, Langkat, Karo, Dairi, Gunungmas, Bengkulu Selatan, Sumbawa, Lampung Timur, Sumbawa, Gorontalo Utara, Tapi, Kota Baru, Tanah Laut, Konawe Selatan, Muna, Bengkayang, Kotamobagu, Enrekang, Jeneponto, Bantaeng, Mamasa, Kutai Kartanegara, Sigi, Barito Utara, Brebes, Pohuwato, Balemo dan Musi Rawas.

Sedangkan panen jagung nusantara tersebut berlangsung secara serempak di 130 kabupaten berlokasi di 537 lahan jagung. ***1***

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021