Jakarta (ANTARA) - PT MRT Jakarta masih mengevaluasi penawaran harga baru yang diusulkan calon kontraktor asal Jepang untuk pembangunan MRT Fase II pada paket konstruksi 202  Harmoni-Mangga Besar dan paket 205A  Bundaran HI-Mangga Besar.

“Penawaran ini masih dalam proses evaluasi proposal berdasarkan revisi oleh kontraktor penawar,” kata Direktur Utama MRT Jakarta, William P Sabandar, di Jakarta, Kamis.

PT MRT Jakarta adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengelola operasional MRT Jakarta pada koridor I dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus, sejak 2019/

William menyatakan, dirinya belum bisa mengungkapkan besaran harga penawaran baru yang diajukan oleh calon kontraktor tersebut karena masih dalam proses finalisasi.

Dia berjanji akan mengumumkan kepada publik melalui media pada minggu depan. “Kami akan umumkan kalau sudah ada hasilnya,” ucapnya.

William menyebut, penawaran harga baru tersebut dilakukan setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Jepang beberapa waktu lalu, termasuk melakukan diplomasi antarpemerintah.

“Kunjungan kemarin memang sudah dilakukan diplomasi atau diplomasi antarpemerintah dan Pemerintah Jepang sudah mendorong agar pihak penawar memperhitungkan kembali harga yang dimasukkan,” imbuhnya.

Baca juga: Penumpang MRT Jakarta meningkat lagi pada September 2021

Menurut William, jika mencapai kesepakatan harga dengan kontraktor, maka ditargetkan pada Oktober 2021 akan dilakukan penandatanganan kontrak pekerjaan untuk kontrak paket konsruksi CP 202 dan 205A.

Sebelumnya, kata dia, proses tender untuk paket tersebut sempat gagal dua kali karena harga yang ditawarkan oleh kandidat kontraktor asal Jepang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh panitia yakni MRT Jakarta.

CP 202 dan 205A merupakan bagian dari MRT Jakarta Fase II dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp22,5 triliun.

Proyek pembangunan MRT Jakarta Fase II membentang dengan panjang sekitar 11,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Ancol Barat.

Fase ini melanjutkan koridor utara-selatan atau Fase I yang beroperasi sejak 2019 dari Bundaran HI-Lebak Bulus dengan nilai investasi mencapai Rp16 triliun.

Baca juga: MRT Jakarta uji coba fasilitas troli sepeda di stasiun Senin ini
Baca juga: Operasional MRT Jakarta terkendala karena gangguan listrik


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021