memberikan manfaat besar menuju kota yang berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - BUMD DKI Jakarta, PT MRT Jakarta menyebutkan berdasarkan hasil kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, investasi proyek kereta modern untuk fase I dan II diperkirakan berkontribusi sebesar Rp17,6 triliun per tahun terhadap perekonomian nasional.

“Hadirnya fase I dan II dan mungkin fase berikutnya, integrasinya dengan transportasi lain memberikan manfaat besar menuju kota yang berkelanjutan,” kata Direktur Utama MRT Jakarta William P Sabandar di Jakarta, Kamis.

Ia mengungkapkan berdasarkan kajian LPEM UI itu, total penciptaan nilai tambah bruto nasional diperkirakan mencapai sekitar Rp827,6 triliun atau per tahun mencapai Rp17,6 triliun.

Angka itu, kata dia, setara 0,12 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2020.

Sedangkan bagi Jakarta, lanjut dia, berkontribusi 0,31 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI tahun 2020 diperkirakan mencapai Rp406,3 triliun atau per tahun mencapai Rp8,5 triliun.

Baca juga: MRT Jakarta evaluasi penawaran harga baru proyek 202 dan 205A

Selain itu, imbuh dia, hasil kajian tersebut juga menyebutkan proyek tersebut menciptakan 501 ribu per tahun lapangan pekerjaan.

Sedangkan total pendapatan rumah tangga nasional diperkirakan mencapai Rp368,3 triliun atau 7,8 triliun per tahun.

Bagi DKI sendiri, lanjut dia, diperkirakan berkontribusi menciptakan lapangan kerja bagi 232 ribu warga per tahun dan memberi Rp162,3 triliun total peningkatan pendapatan rumah tangga DKI Jakarta atau per tahun setara Rp3,4 triliun.

Tak hanya itu, kata dia, investasi MRT Jakarta juga berkontribusi bagi peningkatan penerimaan pajak di antaranya kontribusi langsung Pajak Pertambahan Nilai (PPN)/Pajak Penghasilan (PPh) mencapai Rp9,9 miliar bagi DKI dan bagi pusat diperkirakan sebesar Rp2,8 triliun.

Sedangkan kontribusi bagi DKI Jakarta dari segi pajak reklame diperkirakan mencapai Rp35 miliar, pajak hiburan Rp98 miliar, pajak hotel dan restoran Rp239 miliar dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB) mencapai Rp439 miliar.

Baca juga: MRT targetkan angkut 500 ribu penumpang usai proyek fase 2 rampung

Kontribusi langsung PBB MRT Jakarta diperkirakan mencapai Rp42,7 miliar.

Sedangkan rata-rata kenaikan nilai lahan akibat pembangunan MRT Jakarta Fase I yakni Bundaran HI-Lebak Bulus diperkirakan mencapai 5,1 persen.

Adapun MRT Jakarta Fase I itu memiliki panjang 16 kilometer dengan nilai investasi Rp16 triliun.

Sedangkan, MRT Jakarta Fase II yang saat ini dalam tahap pengerjaan memiliki nilai investasi diperkirakan mencapai Rp22,5 triliun.

Proyek pembangunan MRT Jakarta Fase II membentang dengan panjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat.

Baca juga: Dirut MRT: Proyek fase dua berperan penting pulihkan ekonomi

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021