Saya kira peranan teknologi dengan strategi bakar duit itu menurut saya sudah saatnya tidak lagi dilihat sebagai hal yang negatif. Saya lihat semua pihak yang terlibat bisa mendapatkan benefit (keuntungan)...
Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan strategi "bakar uang" atau promosi yang banyak dilakukan perusahaan teknologi itu ternyata memberikan manfaat tidak hanya bagi konsumen tetapi juga pelaku usaha, khususnya UMKM.

"Jadi tidak betul bahwa 'bakar-bakar duit' itu ditujukan hanya untuk membawa manfaat bagi perusahaan-perusahaan teknologi seperti OVO. Ternyata 'bakar duit' itu membawa manfaat bagi konsumen dan alhamdulillah sekarang buat UMKM," katanya dalam Webinar UMKM Merdeka yang digelar secara daring dan dipantau dari Jakarta, Kamis.

Berdasarkan riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, sebanyak 75 persen UMKM merasa program promo/cash back sangat efektif meningkatkan jumlah transaksi. Sebanyak 77 persen juga merasa sangat terbantu dengan banner/marketing OVO. Ada pun sebanyak 114 brand lokal mengaku telah berhasil meningkatkan transaksinya hingga 24,7 persen.

Karena dampaknya yang signifikan, Karaniya pun menilai hendaknya strategi bakar uang itu tidak dilihat sebagai hal yang negatif.

"Saya kira peranan teknologi dengan strategi bakar duit itu menurut saya sudah saatnya tidak lagi dilihat sebagai hal yang negatif. Saya lihat semua pihak yang terlibat bisa mendapatkan benefit (keuntungan). Dan pada akhirnya mudah-mudahan perekonomian kita pun terkena dampaknya jika ini makin diperluas," katanya.

Dalam riset bertajuk "Dampak Sosial dan Ekonomi OVO terhadap UMKM" yang dilakukan CORE Indonesia terhadap 2.001 UMKM secara tatap muka dan daring di 8 provinsi dan 12 kota, terungkap bahwa sebanyak 70 persen UMKM mitra OVO rata-rata mengalami peningkatan transaksi harian hingga 30 persen.

Sebanyak 68 persen UMKM juga mengalami kenaikan pendapatan bulanan hingga 27 persen.

Dalam survei tersebut, pembayaran digital OVO juga telah berhasil mendongkrak pendapatan UMKM selama pandemi. Sebanyak 82 persen UMKM mengaku terbantu dengan ekosistem di aplikasi tersebut.

"OVO menurut mereka membantu mereka dalam menyediakan fasilitas transaksi non tunai, memberikan sarana promosi, membantu terhubung ke ekosistem OVO dan membantu mereka dalam mengadaptasi teknologi," jelas Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah.

OVO juga telah berhasil menghubungkan 91 persen UMKM ke dalam ekosistemnya. Ekosistem di aplikasi itu juga tercatat memberikan kontribusi hingga 18 persen terhadap total penjualan UMKM.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya mengatakan masih banyak manfaat dari sistem pembayaran digital, termasuk OVO. Namun, menurut dia, karena masyarakat Indonesia belum benar-benar melek digital, maka potensinya harus terus digali.

"Ini yang perlu digali pemanfaatannya, bukan hanya untuk UMKM, tapi bagaimana juga untuk kemajuan bangsa, dari masyarakat yang selama ini tidak kenal dengan akses internet dan pembiayaan jadi bisa memudahkan bisnis mereka," kata Eddy.

Baca juga: Pencapaian OVO empat tahun berkiprah di Indonesia

Baca juga: OVO jadi platform pembayaran digital paling banyak digunakan kaum ibu

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021