"Tidak adil rasanya kalau perhatian pers hanya untuk daerah maju saja. Semua perlu dikoneksi, dan dalam konteks Hari Pers Nasional saya mendukung tahun ini diadakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur," kata Presiden Yudhoyono.
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, pers perlu menghubungkan berbagai potensi daerah, terutama di wilayah yang masih tertinggal ke daerah lebih maju agar semakin mempercepat proses pembangunan nasional.

"Tidak adil rasanya kalau perhatian pers hanya untuk daerah maju saja. Semua perlu dikoneksi, dan dalam konteks Hari Pers Nasional saya mendukung tahun ini diadakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Negara saat menerima Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2011 di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Bahkan, Presiden menyatakan keinginannya bersama Ibu Negara Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono untuk menginap di Kupang selama tiga hari dua malam untuk menghadiri acara puncak HPN 2011, dan meninjau kegiatan pembangunan Nusa Tenggara Timur, serta mendatangi markas Batalyon 744 yang berada di Atambua.

"Batalyon 744 memiliki nilai historis tinggi dan ikatan batin dengan saya, yang pernah bertugas di Timor Timur selama lima tahun. Sekitar dua setengah tahun saya menjadi Komandan Batalyon 744 di Dili. Batalyon ini dipindah ke Atambua pasca-lepasnya Timor-Timur. Batalyon satunya, 745, sudah bubar," kata Kepala Negara.

Presiden mengemukakan, berkeinginan pula mengunjungi masyarakat eks-provinsi Timor Timur yang menetap di Atambua. "Mereka memerlukan perhatian. Pak Gubernur tolong ini juga diperhatikan, tanpa menimbulkan kecemburuan bagi penduduk setempat," ujar Presiden kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya, yang turut dalam rombongan Panitia HPN 2011.

Selain itu, Presiden meminta Gubernur NTT memilih lima hal utama yang dapat membangkitkan pembangunan wilayah setempat. "Bagaimana dengan potensi garam di NTT? Silakan pilih lima potensi utama, dan Pak Frans silakan nanti memaparkan di sini pada 2 Februari mendatang," kata Presiden.

Frans Lebu Raya menanggapi bahwa Departemen Perindustrian dan Perdagangan telah memiliki nota kesepahaman untuk membangun industri garam di kawasan Mbai dan Kupang. "Kami mohon Bapak Presiden dapat membantu hal ini, karena potensi garam dari NTT dimungkinkan memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujarnya.

Presiden juga tertarik dengan keterangan Direktur Utama PT PLN (Persero), Dahlan Iskan, yang mantan Pimpinan Jawa Pos Grup, bahwa NTT memiliki jagung berkualitas tinggi dengan rasa mirip ketan.

"Kembali ke konteks hari pers nasional, berbagai potensi di NTT ini memerlukan bantuan pers untuk menginformasikannya sehingga dapat terhubung untuk kebutuhan daerah lainnya," demikian Presiden Yudhoyono, yang didampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto, dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Tifatul Sembiring.

Panitia HPN 2011 yang diterima Presiden adalah Margiono (Ketua Persatuan Wartawan Indonesia/PWI Pusat selaku penanggung jawab), Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, Wakil Ketua Dewan Pers, Bambang Harymurti, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, Priyambodo RH (ketua panitia pelaksana), dan tokoh pers Sabam Siagian, Dahlan Iskan, Ilham Bintang, Sidki Wahab, serta Budi Rahman Hakim.

Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011