Jakarta (ANTARA) - General Motor mengumumkan keinginan mereka untuk menggunakan 100 persen energi terbarukan pada 2025, lima tahun lebih cepat dari perkiraan dan 25 tahun lebih cepat dari target awal mereka yang ditetapkan pada 2016.
 
Chief Sustainability Officer GM, Kristen Siemen mengatakan bahwa pihaknya tahu tindakan untuk melindungi bumi dan iklim telah menjadi prioritas dan setiap perusahaan harus turut serta berupaya untuk melakukan dekarbonisasi lebih jauh dan lebih cepat.

"Itulah yang kami lakukan dengan tujuan untuk mencapai 100 persen energi terbarukan lima tahun sebelumnya di AS saat kami terus memajukan komitmen kami untuk memimpin masa depan yang sepenuhnya listrik, netral karbon," kata Kristen Siemen yang dikutip dari CarsCoops, Sbatu.

Baca juga: GM yang yakin dengan mobil listriknya hingga BCL rilis album baru

Dengan menggunakan 100 persen energi terbarukan ini, GM berharap mampu menghemat satu juta metrik ton emisi karbon yang seharusnya dihasilkan antara tahun 2025 dan 2030.

"Kami senang GM telah meningkatkan ambisi perjalanan listrik terbarukan 100 persen mereka dan memajukan target mereka hingga 2025," kata Sam Kimmins, kepala RE100 di Climate Group.

Pembuat mobil juga berkolaborasi dengan PJM Interconnection dan TimberRock, dua organisasi yang dikatakan akan membantu melacak emisi karbon real-time yang terkait dengan penggunaan listrik di fasilitasnya.

Pelacakan real-time-nya juga akan memungkinkannya membuat keputusan tentang kapan sebaiknya menggunakan energi terbarukan yang tersimpan untuk meminimalkan penggunaan listrik yang dihasilkan dengan bahan bakar fosil antara sekarang atau 2025.

Teknologi itu juga akan digunakan untuk melacak emisi yang terkait dengan pemicu kendaraan listriknya, dan memanfaatkan informasi itu untuk membantunya memutuskan di mana harus berinvestasi dalam bidang energi terbarukan untuk meminimalkan dampak EV-nya.

Semua ini adalah bagian dari komitmen iklim GM yang lebih luas yang mencakup peningkatan efisiensi energi, sumber energi terbarukan, mengatasi intermittency (masalah penyimpanan energi terbarukan), dan advokasi kebijakan.

"Ini adalah jenis tindakan mendesak yang diperlukan untuk mengurangi separuh emisi karbon global pada tahun 2030 dan mengatasi krisis iklim. Kami membutuhkan semua bisnis untuk berkomitmen menggunakan 100 persen listrik terbarukan dan mendorong transisi energi terbarukan dengan kecepatan dan skala yang diperlukan," tutup dia.

Baca juga: GM investasi dana Rp1,1 triliun di Kanada untuk bangun van listrik

Baca juga: GM buat motor listrik baru, bisa suguhkan 1000 tenaga kuda

Baca juga: Industri otomotif AS optimistis tatap 2021
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021