Jayapura (ANTARA) - Bila berkunjung ke Tanah Papua, maka kurang lengkap rasanya bila tidak pelesiran ke salah satu pantai yang terletak di tenggara Kota Jayapura. Ialah Pantai Holtekamp yang berlokasi sekitar 39 kilometer dari pusat ibu kota Provinsi Papua tersebut.

Pantai Holtekamp menyajikan pemandangan pasir putih serta merdunya desiran ombak sepanjang hari. Keindahan pemandangannya kian tak ternilai dengan Jembatan Merah Youtefa, sebuah merek dagang di Kota Jayapura sebagai latar belakang.

Pesona Pantai Hotlekamp sejatinya tak hanya dapat dinikmati pada sore hari, melainkan semakin menjadi-jadi saat matahari mulai masuk ke peraduannya. Pantai ini terlihat begitu eksotis.

Kala malam, kilapan lampu-lampu terpancar jelas memanjakan mata para pengunjung terutama dari Jembatan Merah Youtefa. Begitu pula dengan cahaya lampu dari banyak kapal nelayan serta kerlap-kerlip lampu rumah penduduk dari Desa Koya, Desa Arso dan desa-desa lainnya yang berada di Kabupaten Jayapura.

Baca juga: Warga Papua antusias saksikan pembukaan PON Papua

Tak hanya itu, pemandangan lain yang tak kalah terlihat dari sejumlah kafe di bibir pantai yang dibangun dengan corak nan khas. Rindangnya ditambah angin sepoi-sepoi membuat pengunjung memiliki alasan untuk betah berlama-lama.
Pengunjung bermain dan mandi di Pantai Holtekamp dengan latar belakang Jembatan Merah Youtefa, Sabtu malam. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Untuk makanan tidak usah ragu. Aneka seafood dengan beragam olahan disajikan di kafe-kafe yang disajikan langsung oleh penduduk asli Tanah Papua. Sebut saja kepiting, cumi-cumi, udang, kerang, ikan kakap, kerapu, baronang, sunu, cepa dan lamuru sebagai contoh seafood yang turut memanjakan lidah pengunjung. Sedangkan untuk minuman, air kelapa muda tentu saja menjadi pilihan yang tepat sembari menikmati liburan di pantai.

Sebelum senja menyongsong, biasanya akan dijumpai anak-anak hingga orang dewasa yang sibuk bermain pasir dan mandi-mandi di bibir Pantai Holtekamp.

Jika bosan bermain air pantai, pengunjung juga dapat menikmati All Terrain Vehicle (ATV) yang disewa oleh penduduk setempat. Dengan mengendarai motor roda empat, jalan sepanjang Pantai Holtekamp dapat disusuri.

Gustam salah seorang pengunjung mengatakan sengaja datang ke Pantai Holtekamp bersama keluarga untuk berlibur. Warga Kelurahan Gura Besi, Kecamatan Jayapura Utara, Kota Jayapura tersebut mengaku cukup sering mengunjungi objek wisata yang menjadi salah satu primadona Kota Jayapura.

"Pantai di sini indah sekali. Jika akhir pekan, biasanya saya menyempatkan diri bersama keluarga untuk berlibur," kata Gustam yang sudah 10 tahun merantau ke Papua tersebut.

Khusus hari ini, ia datang bersama keluarga ke Pantai Holtekamp untuk menikmati pesta kembang api pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.

Pembukaan PON XX yang dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi akan menyajikan pesta kembang api di dua lokasi yakni Stadion Lukas Enembe dan Jembatan Merah Youtefa.

Wisatawan atau pengunjung yang datang ke pantai itu tidak hanya warga lokal. Ada yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Cimahi, Makasar, Sumatera Barat dan dari daerah lainnya.

"Pemandangan alam di sini indah, apalagi ditambah adanya Jembatan Merah Youtefa," kata wisatawan asal Surabaya, Rangga.

Ia mengatakan pertama kali datang ke sini dan diberi rekomendasi oleh warga setempat untuk mengunjungi pantai Holtekamp.

Pesta kembang api

Momentum pembukaan PON XX semakin menarik dengan adanya pesta kembang api. Warga dan pengunjung di Pantai Holtekamp tampak antusias menyaksikan pesta kembang api di Jembatan Merah Youtefa.

"Antusias sekali. Saya sengaja datang pukul 15.30 WIT ke Pantai Holtekamp untuk menyaksikan pesta kembang api di Jembatan Merah," kata Tami salah seorang pengunjung.

Warga Desa Koya Barat, Distrik Muara Tami tersebut mengaku sangat antusias karena sudah lama menantikan adanya acara atau kegiatan besar. Sebab, hampir dua tahun terakhir tidak ada acara karena pandemi COVID-19.
Pesta kembang api di Jembatan Merah Youtefa pada malam pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Sabtu malam. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Warga asli Solo, Jawa Tengah mengaku jenuh karena selama ini lebih banyak bekerja dari rumah. Adanya pesta olahraga empat tahun tersebut ditambah pesta kembang api memang dinanti-Nanti-nantikan warga dan pengunjung di Pantai Holtekamp.

Perempuan yang juga berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN) itu sengaja memilih lokasi Pantai Holtekamp agar dapat menyaksikan pesta kembang api sekaligus menikmati suasana malam hari di pantai.

Baca juga: Pesta kembang api akhiri upacara pembukaan PON Papua

"Saya sengaja memilih tempat ini karena pemandangannya bagus. Kalau di Stadion Lukas Enembe cuman bisa melihat stadion saja," ujar dia.

Meriahnya pesta kembang api pada pembukaan PON XX disambut penuh histeris oleh masyarakat Papua terutama di Pantai Holtekamp. pengunjung dibuat kagum indahnya kembang api yang membuka langit Jayapura di kala malam.

Menjaga alam

Pantai Holtekamp memang terkenal indah. Namun, Tuhan menyukai beberapa titik pantai seolah-olah mengurangi estetika pantai tersebut.

Botol minuman bekas, sampah plastik limbah rumah tangga, ranting-ranting kayu, styrofoam tampak jelas berserakan di pinggir pantai. Pemandangan tersebut tentu saja merusak keindahan Pantai Holtekamp.

Jika tidak dijaga dengan baik, maka pantai yang menjadi salah satu kebanggaan Tanah Papua itu lambat laun bisa rusak dan terbengkalai.

Perilaku sadar akan lingkungan sudah sepatutnya dilakukan oleh setiap orang terutama pengunjung di objek wisata Pantai Holtekamp.

Baca juga: Menikmati indahnya "sunset" di Pantai Imbuti Merauke

Lebih buruk lagi, sampah-sampah tersebut bisa saja terseret ombak dan menjadi masalah baru di laut Papua. Padahal, dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018, Indonesia harus mengurangi 70 persen sampah ke laut pada 2025.

Pada 2019, Indonesia berhasil mengurangi timbunan sampah plastik ke laut sebesar 8,10 persen, namun pada 2020 naik menjadi 15,30 persen. Selanjutnya pada 2021 Indonesia sebesar bisa mengurangi sampah plastik ke laut 25,90 persen hingga akhirnya mencapai 70 persen pada 2025.

Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021