Kewaspadaan yang perlu dilakukan adalah antisipasi terhadap dampak dari hujan dengan intensitas sedang hingga lebat
Jakarta (ANTARA) - Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mengantisipasi bencana hidrometeorologi dampak tidak langsung adanya bibit Siklon Tropis 92W di perairan Filipina.

"Kewaspadaan yang perlu dilakukan adalah antisipasi terhadap dampak dari hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yaitu dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan longsor," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik (BMKG) A. Fachri Radjab saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Fachri mengatakan bibit Sikon Tropis 92W memberikan dampak tidak langsung berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah provinsi yaitu Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.

Baca juga: Selasa, BMKG prakirakan wilayah Indonesia didominasi cerah berawan

"Pantau terus informasi cuaca dari BMKG dan pastikan lingkungan kita siap untuk menerima dan mengalirkan air," ujar Fachri.

Sebelumnya, BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center memantau bibit Siklon Tropis 92W yang tumbuh di sekitar perairan Filipina pada Senin (4/10), yang dapat berdampak tidak langsung pada cuaca di Indonesia.

Baca juga: Bibit siklon tropis tumbuh di perairan Filipina berdampak ke Indonesia

Baca juga: BMKG imbau waspadai gelombang tinggi di perairan selatan NTT


"Dalam 24 jam ke depan bibit Siklon 92W dapat berdampak tidak langsung terhadap potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara," kata Fachri dalam keterangan tertulisnya.

Bibit siklon tropis itu tumbuh di sekitar perairan Filipina, tepatnya di 10.1 Lintang Utara, 125.1 Bujur Timur. Selain hujan, dampak tidak langsung yang berpotensi terjadi, yaitu gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4,0 meter di Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik utara Halmahera.

Baca juga: BMKG luncurkan sistem informasi tsunami berbasis radio dan Android

Baca juga: 1.853 warga Aceh Utara mengungsi akibat banjir

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021