Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizki Handayani mengatakan adanya Pekan Olaharaga Nasional (PON) XX Papua menjadi pengungkit kegiatan kepariwisataan di wilayah tersebut.

“Sport event itu menjadi pengungkit kegiatan (yang membuat) orang mau berkunjung,” ujar dia ketika dihubungi, Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa adanya ajang olahraga yang besar seperti PON XX Papua mendorong pembangunan infrastruktur yang dipersiapkan untuk acara olahraga itu sehingga menjadi investasi jangka panjang.

Ke depan, diharapkan kegiatan olahraga yang cukup besar dapat dilaksanakan kembali di Papua agar dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas baru di daerah itu.

Kedua, tutur dia, daerah yang menyelenggarakan acara olahraga sebagaimana PON di Papua akan dikenal daerahnya sehingga lebih mudah dalam melakukan promosi kepariwisataan ataupun untuk kepentingan lainnya.

Dia menilai wilayah Papua dan Papua Barat memiliki potensi pariwisata yang besar. Misalnya, atraksi wisata alam atau kecenderungan untuk melihat burung cendrawasih secara langsung di alam.

Selain itu, lanjutnya, juga terdapat potensi atraksi wisata budaya yang sangat banyak dan menarik. Hal ini terkait dengan keunikan dari tujuan destinasi wisata.

“Sifatnya yang uniknya yang memang sulit dijangkau juga membuat orang tambah tertarik. Saat ini, kita sebut dengan sebutan special interest tourism atau orang yang memang suka berpetualang, orang yang sangat senang dengan kelokalan,” terang Rizki.

Penyelenggaran PON XX Papua disebut akan memberikan keuntungan kepada pihak yang terlibat dalam penyediaan kebutuhan para tamu yang datang. Seperti restoran lokal maupun nasional, hotel untuk keperluan akomodasi, dan wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata.

Baca juga: Pengamat: PON momentum tepat dongkrak pariwisata Papua
Baca juga: Spot foto menarik di Jayapura jelang PON Papua
Baca juga: PON Papua, prestasi olahraga dan industri wisata budaya

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021