Kami terus bekerja sama dengan banyak pihak dalam beragam upaya, di antaranya pembaharuan data potensi bioenergi di Indonesia serta pengembangan bio-CNG
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menyusun strategi untuk memfasilitasi pengembangan bioenergi terutama dari limbah industri agro dan pengolahan kayu.

Strategi itu tercipta melalui kerja sama antara Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam, dan Keamanan Nuklir Pemerintah Jerman.

"Kami mengharapkan (target yang telah ditetapkan) dapat dilakukan eskalasi dengan adanya dukungan internasional," kata Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu.

Melalui kerangka proyek kerja sama Strategic Exploration of Economic Mitigation Potential through Renewables (ExploRE), bioenergi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan nonlistrik.

Feby menuturkan bioenergi akan memainkan peran penting untuk mencapai target bauran energi sekaligus pengurangan emisi karena bioenergi dapat menggantikan peran minyak, gas, dan juga batu bara.

Menurutnya, Indonesia dianugerahi sumber energi baru terbarukan terkhusus bioenergi melimpah. Bahkan bioenergi bisa menjadi lumbung energi dunia.

Saat ini, pengembangan energi berbasis limbah belum berkembang secara optimal karena ada empat kelompok kendala besar, yaitu hambatan sumber daya, regulasi, pendanaan, dan teknologi.

"Kami terus bekerja sama dengan banyak pihak dalam beragam upaya, di antaranya pembaharuan data potensi bioenergi di Indonesia serta pengembangan bio-CNG," ujar Feby.

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kontribusi bioenergi pada tahun 2025 terdiri dari pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 5,5 megawatt, biofuel sebesar 13,9 juta kiloliter, biomassa sebesar 8,4 juta ton, dan biogas sebesar 498,8 juta meteri kubik.

Hingga saat ini, tercatat capaian kontribusi biofuel sebesar 8,4 juta kiloliter atau setara 60,4 persen, pembangkit listrik tenaga bioenergi mencapai 1,9 megawatt atau setara 34,5 persen, dan biogas baru mencapai 28,07 juta meter kubik atau setara 5,6 persen.

Potensi bioenergi yang melimpah di Indonesia berpeluang besar menggantikan energi fosil tak hanya di sektor kelistrikan, bioenergi sebagai sumber energi baru terbarukan juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi di sektor transportasi, industri, dan rumah tangga.

Keragaman bahan baku bioenergi mudah ditemui di berbagai daerah, seperti limbah pertanian, limbah perkebunan, kotoran ternak, bahkan sampah perkotaan.

Strategi pemanfaatannya pun beragam, termasuk pembangkit listrik tenaga biomassa, pembangkit listrik biogas, pembangkit listrik sampah kota, biogas rumah tangga, tungku bioenergi, dan sebagainya.

Baca juga: Kementerian ESDM dorong akses pembiayaan untuk proyek bioenergi
Baca juga: Indonesia dan Swedia bekerjasama dalam pengembangan bioenergi
Baca juga: Biomassa punya potensi yang menjanjikan untuk menghasilkan energi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021