kembali pulihnya beberapa sektor seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan sebagainya telah memberikan efek terhadap perekonomian Indonesia.
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemulihan ekonomi yang mulai terjadi di Indonesia karena penanganan COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilakukan oleh pemerintah membuahkan hasil.
 
Airlangga dalam acara Forum Dialog HUT 83 Sinar Mas yang diselenggarakan daring di Jakarta, Rabu, mengatakan kembali pulihnya beberapa sektor seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan sebagainya telah memberikan efek terhadap perekonomian Indonesia.
 
Airlangga menyebutkan, meski pada Juli -Agustus pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas melalui PPKM darurat untuk menurunkan kasus COVID-19, namun beberapa indikator ekonomi menunjukkan hasil positif seperti industri manufaktur telah kembali di level ekspansif, yaitu dengan indeks PMI 52,2 September 2021.
 
"Tentu optimisme ini untuk peningkatan impor baik barang modal maupun bahan baku bulan Agustus menunjukkan produksi kembali bergerak," kata dia

Baca juga: Menko Airlangga : Realisasi PEN capai 55 persen hingga 1 Oktober

Dari sisi eksternal, Airlangga menyebut kinerja ekspor menunjukkan hasil positif di mana neraca perdagangan Indonesia surplus selama 16 bulan berturut-turut, dengan di Agustus surplus neraca perdagangan mencapai 4,74 miliar dollar AS atau tertinggi sejak Desember 2006.

Secara akumulasi sejak Januari sampai Agustus 2021 neraca perdagangan mencapai surplus 19,17 miliar dolar AS, jauh dibanding periode pertama tahun lalu sebesar 10,96 miliar dolar AS.
 
"Kita perlu bersyukur melalui penguatan strategi pengendalian COVID-19, kasus aktif hari ini berhasil turun jadi 30 ribuan kasus, yang saat puncaknya Juli lalu 270 ribu kasus. Sekarang reproduction rate berada di bawah 1, yaitu 0,63.Artinya satu orang hanya menularkan 0,63 atau dua orang menularkan satu orang," kata dia.

Menurutnya, angka tersebut akan terus menurun, dan sudah lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Singapura, Inggris, dan Filipina yang masih di atas 1.

Baca juga: PPKM luar Jawa-Bali diperpanjang, hanya 6 kabupaten/kota Level 4
 
Airlangga juga menyebut Program PEN telah membelanjakan Rp411,72 triliun dari Rp744,7 triliun atau sekitar 55,3 persen.
 
"Program ini telah mendorong penyaluran kredit sebesar Rp431,24 triliun. Khusus untuk UMKM juga telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp243,8 triliun atau 56,53 persen dari total penyaluran," katanya.
 
Selain itu dia mengemukakan bahwa pemerintah juga memberikan perluasan pada program penjaminan kredit korporasi sehingga diharapkan dapat mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit modal kerja pada korporasi yang membutuhkan.
 
Menko Perekonomian juga menyebutkan bahwa pemerintah telah memberikan insentif pada sektor yang bisa menghasilkan multiplier efek seperti properti dan otomotif. "Dengan potensi risiko akibat COVID-19 yang belum kita ketahui mutasi-mutasi lanjutannya, pemerintah terus mendorong dilanjutkannya program PEN dan anggaran yang disiapkan untuk PEN sebesar Rp321 triliun, tentu ini bersifat fleksibel," kata dia.
 
Dalam forum dialog tersebut Airlangga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan. Hal itu bertujuan agar pemulihan ekonomi nasional bisa dilakukan oleh para stakeholder. "Tentunya dalam situasi ini kegiatan yang mendorong agar ekonomi bisa berkelanjutan ini jadi prioritas pemerintah," kata Airlangga.
 
 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021