Bengkulu (ANTARA News) - Kapal tanker bermuatan 1.500 ton bahan bakar solar milik Pertamina Depo Bengkulu kandas di alur masuk Pelabuhan Pulau Baai akibat pendangkalan alur menuju pelabuhan yang sudah sejak lama dikeluhkan.

"Pendangkalan alur semakin parah, sehingga kapal tanker milik Pertamina yang kami pandu masuk ke kolam pelabuhan kandas di sisi kiri alur, pada pukul 14.00 Wib," kata Pandu Pelabuhan Pulau Baai Pujo Putranto di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan bahwa sekarang Pandu sedang berupaya menarik kapal tersebut sebab air laut masih pasang hingga pukul 18.00 Wib.

Jika kapal tanker Putri Dua tersebut tidak berhasil ditarik selama masa pasang air laut tersebut, maka kapal akan berada di lokasi kandas tersebut hingga air laut kembali pasang pada pagi hari.

"Kalau tidak berhasil ditarik hingga sore ini, terpaksa menunggu air pasang besok pagi, tapi risikonya kapal lain yang akan masuk ke kolam juga terhambat," tambahnya.

Pujo mengatakan, sedimentasi (pengendapan) pasir yang semakin tinggi membuat alur berbahaya dilalui kapal yang keluar dan masuk pelabuhan.

Pengerukan pasir di alur untuk mengatasi pendangkalan yang dilakukan PT Pathaway menurutnya belum menunjukkan perubahan.

"Buktinya, dengan drat kapal 4,4 meter biasanya bisa lewat tapi ini kandas," katanya.

Jika kapal terlalu sering kandas dan mengalami hentakan karena adanya ombak tinggi maka bisa mengakibatkan kemudi patah.

"Selain itu, terlalu sering kandas juga bisa membuat kapal bocor dan tenggelam," katanya.

Selama 2010 kata dia, sebanyak 60 kapal barang kandas di pintu alur pelabuhan akibat pendangkalan tersebut.

Kapal yang akan memasuki kolam pelabuhan hanya bisa dipandu masuk saat air pasang pada pagi atau sore hari.

Ketua Pengurus Persatuan Pelayaran Nasional Indonesia (INSA) Bengkulu, Suharto mengatakan pihaknya sangat menyesalkan kondisi alur yang terus mengalami pendangkalan sehingga mengancam kapal yang beroperasi di Pulau Baai.

"Kalau begini terus pengusaha kapal terancam bangkrut, kami berharap pengerukan segera dilakukan karena kondisi alur saat ini sangat dangkal dan tidak ada jaminan bisa keluar masuk dengan lancar," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011