Jayapura (ANTARA) - Pesilat Sumatera Barat peraih medali emas SEA Games Manila 2019, Suci Wulandari, tersingkir pada babak penyisihan PON Papua 2021.

Bertanding di Gedung Olahraga (GOR) Toware, Kabupaten Jayapura, Kamis, Suci tumbang di tangan pesilat Kalimantan Timur Dinda Nuraidha.

Sedari awal pertandingan, pertarungan kedua pesilat berlangsung sengit dan menegangkan. 

Suci yang peraih emas SEA Games  lebih dijagokan dalam laga ini, namun itu membuat dia terlihat memanggul beban lebih berat ketimbang lawannya.

Baca juga: Bintang ke semifinal PON Papua usai bungkam peraih perunggu SEA Games

Dara kelahiran Kabupaten Tanah Datar 27 Desember 1994 tersebut direpotkan oleh pukulan dan tendangan hingga sapuan yang dilancarkan Dinda.

Pada pertandingan ini, baik kubu Suci maupun Dinda beberapa kali memprotes wasit dan dewan juri.

Beberapa kali tayangan ulang dari layar kaca diputar untuk memastikan poin untuk kedua atlet.

Pada babak pertama, Suci bermain lebih tenang dan menunggu kesempatan menyerang lawannya. Sebaliknya, Dinda bermain agresif dengan terus menyerang Suci.

Mengetahui tertinggal poin dari Dinda, Suci mengambil inisiatif menyerang dara kelahiran Lhokseumawe ini. Dia melancarkan tekanan gencar sampai babak terakhir.

Baca juga: Puspa Arumsari berpeluang tambah koleksi medali emas di PON Papua

Sayang, pukulan, tendangan dan sapuan yang dilepaskan alumnus Universitas Negeri Padang (UNP) tersebut tidak bisa menghindarkannya dari kekalahan.

Sebelum laga ini manager pencak silat Provinsi Sumatera Barat Rahmat Wartira mengatakan masih akan bertumpu kepada Suci Wulandari dalam menyabet medali emas PON  Papua.

"Suci Wulandari adalah peraih medali emas SEA Games 2019 di Filipina dan kita harapkan dia bisa meraih prestasi terbaik dalam PON XX," kata Rahmat.

Selain SEA Games 2019, Suci Wulandari juga mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional dengan merebut medali emas Kejuaraan India Open 2018.

Baca juga: Enam pesilat kategori seni lolos ke final pencak silat PON XX

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021