Jakarta (ANTARA) -
Diplomasi Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI dalam forum Seventh Group of 20 Parliamentary Speakers Summit (P20) dinilai sama pentingnya dengan Presiden Joko Widodo dalam forum KTT G20.

Dosen Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Robi Sugara, di Jakarta, Kamis, menyebutkan Seventh Group of 20 Parliamentary Speakers' Summit (P20) diselenggarakan di Roma, Italia, pada 7-8 Oktober 2021.

Bedanya, menurut Robi Puan membidangi keparlemenan atau legislatif dan Jokowi kepemerintahan atau eksekutif.

Baca juga: Puan akan hadiri forum parlemen negara G20

“Jadi acara P20 adalah pertemuan eksklusif yang dihadiri oleh para ketua parlemen dari seluruh negara G20 yang termasuk dari negara-negara ekonomi terbesar di dunia,” kata Robi.

Acara P20 bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antarparlemen untuk dapat mewujudkan tujuan dari negara-negara G20 yakni mencapai stabilitas perekonomian global dan pertumbuhan berkelanjutan melalui fungsi penganggaran, pembuatan undang-undang, dan pengawasan yang dimiliki parlemen.

Dari semua agenda yang sudah dijadwalkan oleh Puan dalam P20, Robi menilai yang paling penting adalah mengajak para ketua parlemen seluruh negara G20 untuk hadir pada forum parlemen P20 yang akan diselenggarakan di Indonesia tahun mendatang.

Begitupun, lanjutnya Presiden Jokowi yang hadir pada KTT G20 yang juga harus memastikan para pemimpin negara-negara G20 hadir di Indonesia tahun depan.

“Sebab, dua acara besar yakni P20 dan KTT G20 ini selalu digelar secara bersamaan,” ucapnya.

Robi meyakini diplomasi Puan mengajak para pimpinan parlemen negara-negara G20 untuk hadir pada pertemuan tahun depan di Indonesia, memiliki dua nilai yang menjadi kekuatan Indonesia.

Baca juga: Puan: Evaluasi prokes PON Papua demi keselamatan bersama

Pertama, Puan adalah cucu dari tokoh besar Soekarno, presiden pertama sekaligus "founding father" negara kesatuan Indonesia. Kedua, Puan adalah sosok perempuan yang menjadi pemimpin nasional dalam parlemen di Indonesia dimana, ini tidak terjadi di negara-negara muslim mayoritas di dunia.

“Sebagaimana diketahui posisi parlemen dalam negara demokrasi sangat penting dalam menentukan arah kebijakan jalannya roda-roda pemerintahan,” jelas Robi yang juga menjabat sebagai direktur Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC).

Robi memuji Puan dari tiga sesi agendanya dalam pertemuan P20, Puan mengangkat isu-isu perempuan seperti pentingnya penguatan sistem dan pembangunan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif, terutama bagi kaum perempuan dan penyandang disabilitas dalam merespons krisis sosial dan hilangnya pekerjaan akibat pandemi COVID-19.

“Isu perempuan ini selalu dicantumkan oleh Puan dalam setiap lawatannya ke luar negeri,” kata Robi.

Seperti diberitakan, Ketua DPR RI Puan Maharani akan menghadiri Seventh Group of 20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Roma, Italia, yang akan diselenggarakan pada 7-8 Oktober 2021.

Baca juga: Puan: Kesejahteraan prajurit perlu ditingkatkan

Pertemuan parlemen negara-negara G20 itu penting diikuti sebagai persiapan Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Parlemen Negara G20 (P20) pada 2022 mendatang.
 
“Sebagai salah satu implikasi Presidensi Indonesia dalam G20 bagi parlemen adalah DPR RI akan menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan Parlemen Negara G20 atau P20 di tahun 2022 mendatang,” kata Sekjen DPR RI Indra Iskandar.

Seventh G20 Parliamentary Speakers’ Summit akan dihadiri oleh ketua parlemen seluruh Negara G20 bertempat di Palazzo Madama, Gedung Senat Italia di Roma.

IIndra mengatakan, forum ini merupakan pertemuan eksklusif karena hanya dihadiri ketua-ketua parlemen negara-negara ekonomi terbesar dunia.
 
“Perlu dilakukan pendekatan dengan para anggota P20 agar mereka semua dapat hadir dengan tingkat representasi tertinggi pada pertemuan P20 di Indonesia tahun depan,” ujarnya.

Dalam forum internasional ini, Puan akan menyampaikan pendapat pada tiga sesi. Beberapa isu yang akan disampaikan oleh perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu seperti upaya kerjasama, kolaborasi, dan koordinasi dalam menghadapi tantangan global.

Selain itu, Puan juga akan berbicara mengenai pentingnya penguatan sistem dan pembangunan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif, terutama bagi kaum perempuan dan penyandang disabilitas dalam merespons krisis sosial dan hilangnya pekerjaan akibat pandemi COVID-19.
 
Kemudian, Puan pun akan membahas isu pemulihan ekonomi hijau yang inklusif dan pentingnya negara-negara mempersiapkan strategi untuk menjamin keamanan pangan.

Baca juga: G20 didesak dorong praktik investasi sosial-lingkungan yang lebih baik
Baca juga: Indonesia siapkan kolaborasi pelestarian air jelang presidensi G20

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021