moderasi beragama menjadi benteng penyebaran faham radikalisme
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama RI (Kemenag) menggelar pelatihan Mentoring Motivator Muda Moderasi Beragama 2021 di Yogyakarta yang bertujuan untuk mencetak kader harmoni atau duta moderasi beragama.
 

“Para Duta kader muda ini tidak hanya mendiskusikan moderasi beragama secara teoritis ataupun konseptual, tetapi mereka ini harus implementasi moderasi di lingkungan masing-masing,” Kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
 

Ali mengatakan pada era digital, jargon-jargon melalui media sosial dapat menyesatkan dan rawan menjadikan seorang terpapar radikalisme. Sehingga seseorang perlu memiliki wawasan kebangsaan yang baik.
 

Oleh sebab itu, sangat penting untuk memberikan pemahaman moderasi beragama kepada generasi muda yang melek terhadap media sosial.
 

“Generasi muda harus memiliki wawasan kebangsaan yang baik. Penanaman nilai-nilai moderasi beragama akan menjadi benteng dari maraknya penyebaran faham radikalisme di dunia nyata maupun maya,” ujar Ali.
 

Ali menjelaskan, acara tersebut akan berlangsung selama empat hari, yakni di mulai pada Rabu (6/10) hingga Sabtu (9/10) dan telah diikuti 50 siswa Madrasah Aliyah (MA) atau setingkat SMA. Baik madrasah negeri maupun swasta yang mewakili 34 provinsi se-Indonesia.
 

Siswa yang lolos seleksi tahap pertama yang diikuti 751 siswa, kemudian tersaring lagi dari 100 siswa di tahap berikutnya.

Baca juga: Menteri Agama tutup kegiatan Madrasah Moderasi Beragama Ansor Babel

Baca juga: Kemenag rilis buku pedoman penguatan moderasi beragama

 

Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Moh.Isom Yusqi mengatakan pihaknya berupaya merekrut kader-kader muda untuk membuat program-program dan rencana aksi ke masyarakat, agar menanamkan nilai-nilai moderasi beragama.

Ia mengatakan, duta harmoni itu nantinya akan mengajak seluruh warga supaya benar-benar memuliakan sesama manusia tanpa membeda-bedakan asal, warna kulit, agama atau latar belakang lainnya.
 

“Para pendiri bangsa telah membangun negara ini di tengah segala keragaman. Itu harus kita pelihara. Kita harus saling memuliakan, semua mahluk Tuhan yang mulia. Duta-duta harmoni akan menyuarakan sikap-sikap ini agar kita semua tidak terkontaminasi oleh indoktrinasi yang sekarang marak,” kata Isom.
 

Kasubdit Kesiswaan Direktorat KSKK Madrasah Nanik Pujihastuti mengatakan materi pelatihan yang diberikan kepada para siswa tersebut, akan diberikan oleh staf Presiden dan staf Kemenag.

Ia menjelaskan, materi-materi pelatihan itu mencakup antara lain wawasan kebangsaan, ideologi Pancasila serta pembangunan karakter harmoni. Melalu pemberian materi kepada siswa, Nanik berharap siswa yang mengikuti pelatihan dapat menjadi pemimpin bangsa di masa depan.

“Kami berharap, mereka ini nantinya adalah para kader yang akan meneruskan kepemimpinan di negeri ini,” ujar Nanik.

Baca juga: Bahaya intoleransi dan pentingnya moderasi beragama

Baca juga: Menag: Nilai-nilai Pancasila sebagai kunci moderasi beragama


 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021