Tebar pesona pada PON Papua

Meski sudah sering mengikuti ajang kompetisi kelas dunia, rupanya Sutji merasa suasana dalam PON Papua lebih membuatnya semangat untuk bertanding.

Semangat namun gugup, senang disertai tegang bercampur jadi satu.

Baginya PON Papua menjadi ajang pembuktian untuk menunjukkan keseriusannya dalam menjadi bagian penting ajang olahraga kenamaan di nusantara itu.

“Meski saya sudah sering ikut ajang internasional, lebih menegangkan di ajang ini (PON). Meski ada di kelas nasional, namun euforia di dalam gedung begitu kuat,” kata Sutji.

Beruntung perempuan muda itu berhasil menaklukkan rasa takut dan mengubahnya jadi keberanian, itu mendorong dirinya tampil dengan elok di arena pertandingan menyenangkan hati para penonton dan juri.

Terbukti ia berhasil menyabet medali perak nomor perorangan serba bisa dengan selisih tipis dari atlet senior Nabila Evandestiera asal DKI Jakarta pada hari pertama, serta dua emas pada hari kedua dari nomor bola dan pita.

Menariknya, untuk penampilan dalam nomor pita, rupanya Sutji memang ingin mempersembahkan penampilan yang bertemakan Indonesia.

Dia ingin penampilannya bisa menyentuh hati para penonton tak hanya di lokasi laga tapi juga seluruh masyarakat dari Sabang hingga Merauke.

Untuk itu pelatih Yuli Yanti menyetujui ide anak binaannya itu dan mencoba mewujudkannya dalam gerakan ritmik yang indah.

“Dia itu memang memilih konsep Indonesia untuk nomor pitanya. Jadi kami coba angkat itu di kostumnya, musiknya juga yang bisa menggambarkan Indonesia. Setelah itu saya aplikasikan itu ke tariannya dia sehingga saling terhubung dan terbukti dia bisa bagus dan seninya juga dapat,” kata Yuli.

Baca juga: Final senam ritmik pertandingkan empat nomor di PON Papua

 

Pesenam Lampung Sutjiati K. Narendra beraksi dalam nomor alat pita final senam ritmik perorangan PON Papua di Istora Papua Bangkit, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
 

Batik yang menjadi warisan budaya Indonesia pun akhirnya dipilih Sutji untuk melengkapi keindahan kostumnya, sementara dari sisi musik dia memilih lagu berirama lembut dan berbeda dari lagu-lagu pilihan kontestan lainnya yang berirama cepat dan riang.

Tampil beda dari dominasi memang terasa tak terlalu nyaman karena bagi individu dia akan tampak menonjol, namun bagi Sutji cara itu menjadikannya unik dalam kompetisi akhir senam ritmik nomor pita.

Gebrakan yang dibuat Sutji itu akhirnya berbuah manis karena mengantarkannya merebut emas kedua dengan cara yang menawan.

Prestasi cemerlang lewat penampilannya yang memesona pada PON Papua itu, membuat Sutji semakin yakin dan bersemangat  membela Indonesia dalam ajang internasional.

“Saya akan bersiap untuk SEA Games tahun depan, dan tentunya hanya ingin memberikan yang terbaik,” tutup Sutji.

Semoga tak hanya dalam ajang PON Papua Sutji bisa tampil memesona. Saatnya nanti ketika Sutji tampil membela Indonesia di tingkat dunia dia bisa lebih mengharumkan nama bangsa.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021