Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengatakan perhelatan FoodStartup Indonesia (FSI) 2021 yang menghadirkan narasumber, mentor, dan pelatihan daring telah mengasah kemampuan pebisnis yang menjadi finalis.

“Kehadiran berbagai narasumber dan mentor dalam Demoday dapat mempertajam aspek soft skill dan hard skill peserta atas bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga, peserta Demoday semestinya mengoptimalkan kesempatan langka ini saat sesi seminar dan coaching," kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, dikutip dari keterangan resmi, Sabtu.

Beberapa investor yang hadir dalam Demoday FSI kali ini berasal dari kategori Fintech, dan Venture Capital. Selain investor, FSI 2021 juga menghadirkan berbagai narasumber dan mentor dalam sesi seminar serta coaching yang dilakukan secara daring bagi masing-masing finalis.

Baca juga: Pelaku kuliner difasilitasi kembangkan bisnis jadi "foodstartup"

Kemenparekraf sukses menyelenggarakan perhelatan Demoday sebagai acara puncak FoodStartup Indonesia (FSI) 2021. Kegiatan demoday ini dihadiri oleh 91 finalis yang hadir selama 3 hari 5-7 Oktober 2020 di Marriott Hotel, Yogyakarta.

Kemenparekraf meyakini perlu adanya dukungan semua pihak dalam menjadikan pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor kuliner terus berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Kemenparekraf menilai produk-produk kuliner yang dihasilkan finalis FoodStartup Indonesia 2021 memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan. Ragam kreasi produk kuliner yang dihadirkan menjadi bukti representasi perkembangan sub sektor andalan ini di berbagai kota di Indonesia.

Melibatkan 91 finalis dari 30 kota, FSI 2021 mengumumkan 15 peserta terpilih melakukan pitching langsung di depan panelis dan investor. Peserta terpilih tersebut berasal dari 10 manufaktur makanan dan 5 food service yang berasal dari 8 provinsi. Perwakilan terbanyak berasal dari Jakarta (6 peserta), Jawa Barat (4 peserta) dan Jawa Tengah (2 peserta).

Baca juga: Strategi berbisinis kuliner di masa pandemi

Sesi pitching menghasilkan 3 peserta terbaik yaitu peringkat pertama Hejo (Food Manufacture, Jawa Barat), kedua Vilo Gelato (Food Manufacture, Jakarta) dan ketiga Grouu Baby Food (Food Service, Jakarta).

Adapun penilaian yang diberikan berdasarkan kesiapan produk, keamanan, inovasi, kesiapan pasar, risiko investasi, partnership dan strategi investasi.

Selain kepada 3 pemenang terbaik, komitmen dukungan diberikan investor kepada banyak finalis lainnya yang memiliki potensi bisnis besar. Berbagai potensi dukungan ini akan dilakukan langsung oleh masing-masing investor kepada masing-masing pelaku usaha terpilih.

Pada kegiatan Demoday ini, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim, mengungkapkan, “Jika dilihat pada jenis pendanaan yang dibutuhkan, panitia mengidentifikasi ke dalam lima sumber yaitu bank, equity, fintech, profit sharing dan lembaga pinjaman lainnya. Berbagai jenis pendanaan yang diajukan tersebut tentu saja harus disertai oleh profesionalisme dan akuntabilitas pelaku UMKM sektor kuliner yang mengikuti FSI," tegas Hanifah Makarim.

Tidak hanya bagi 15 peserta terpilih, keuntungan lain yang diperoleh peserta dengan mengikuti Demoday FSI adalah terbukanya kesempatan berjejaring dalam sektor kuliner bagi seluruh finalis.

Baca juga: Kemenparekraf umumkan 100 finalis FoodStartup Indonesia 2021

Baca juga: Kemenparekraf gelar lagi FoodStartup Indonesia

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021