Banda Aceh (ANTARA News) - Seorang mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo, Khairunnisak (21) menyatakan syukur kepada Allah SWT karena sudah tiba di Aceh dan bertemu dengan kedua orang tuanya setelah menempuh perjalanan melelahkan sejak Kamis (3/2) malam dari Mesir.

"Saya bersyukur sudah tiba di tanah kelahiran dan bertemu dengan kedua orang tua tercinta," katanya setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar, Sabtu, sekitar pukul 21.05 WIB.

Mahasiswa fakultas Syariah Islamiyah tingkat II Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu menyatakan bahagia setelah berada di Indonesia, apalagi sudah tiba di Aceh bertemu dengan kedua orang tuanya, Nurdin Bakry dan Aisyah Abdullah.

Khairunnisak mengilustrasikan situasi Mesir sebelum meninggalkan negara peramid tersebut. Semua warga masyarakat yang berada di negeri bersejarah itu tidak boleh ke luar rumah mulai pukul 15.00 waktu Mesir.

Menurut dia, situasinya sekitar Universitas tertua dengan jumlah mahasiswa terbesar di dunia itu tidak seperti di wilayah Tahrir. Situasi di kawasan Universitas agak kondusif, tapi pada malam tetap mencekam, katanya.

Kedatangan putri sulung dosen fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry Drs H Nurdin Bakry bersama sekitar 40-an mahasiswa asal Aceh itu disambut sejumlah pejabat berkompeten seperti Prof Dr H Azman Ismail dan Ketua Alumni Al-Azhar Muslim.

Anak pertama pasangan Drs H Nurdin Bakry-Dra Aisyah Abdullah itu mengatakan, perjalanan dari Mesir-Indonesia cukup melelahkan, namun terasa bahagia karena semua yang tiba Sabtu (5/2) sekitar pukul 13.00 WIB disambut Wakil Presiden (Wapres) Boediono di Bandara Soekarno-Hatta.

"Saya terkesan dengan pesan Wapres Boediono bahwa biaya pemulangan mahasiswa dan masyarakat Indonesia dari Mesir itu uang rakyat. Wapres mengharapkan berbuat baik kepada rakyat setelah meraih keberhasilan di masa mendatang," ujarnya.

Rombongan yang dijemput dengan pesawat Garuda Indonesia itu berangkat Kamis (3/2) malam sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Semua rombongan yang dijemput itu harus sudah berada di bandara kaya minyak tersebut sebelum pukul 15.00 waktu setempat.


Rumah Fir`un

Mesir terletak di dua benua, yaitu Afrika dan Asia. Namun orang lebih cenderung menganggapnya sebagai negara yang terletak di benua Afrika karena lebih 90 persen daratannya berada di Afrika, kata Iwan Gayo.

Tetapi sejak Terusan Suez selesai dibangun sekitar tahun 1869, sebagian wilayahnya benar-benar terpisah dan sekaligus membelah Asia dan Afrika, tambah Iwan Gayo dalam "Buku Pintar Seri Senior".

Mesir yang dikenal dengan rumah Fir`un, Negara dengan penyebaran penduduk paling tidak merata. Hampir 99 persen penduduknya tinggal berdesakan pada 3,5 persen areal seluruh luas wilayah negara tersebut. Penyebabnya tentu karena 96 persen wilayahnya terdiri atas padang pasir yang gersang.

Berabad-abad sebelum ditemukan minyak, ekonomi negara pimpinan Presiden Moh Hosni Mubarak itu bersandar sepenuhnya pada hasil pertanian dan pariwisata yang terkenal dengan peninggalan sejarah zaman purbakala.

Iwan Gayo menuliskan, sungai Nil dengan lembahnya yang subur telah mengantar Mesir sebagai negara dengan luas tanah irigasi nomor wahid di dunia. Negara yang luasnya lebih besar dua kali Pula Sumatra ini, produsen katun terbesar.

Selain itu, Mesir yang sedang bergolak tersebut juga dikenal sebagai negara yang memiliki Universitas tertua, yakni Al-Azhar dengan jumlah mahasiswa asing terbesar dunia. (S019/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011