Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 telah yang terjadi di sepanjang 2020 hingga 2021 memberikan dampak besar di setiap aspek kehidupan, termasuk perekonomian Indonesia. Semua bisnis dari berbagai industri terkena dampak, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Merujuk kepada data Bank Indonesia bahwa 87,5 persen UMKM terkena dampak pandemi, dengan 93,2 persen diantaranya terdampak negatif di sisi penjualan (data per Maret 2021). Dari sisi sektoral, usaha makanan dan minuman adalah sektor yang paling terdampak baik itu dalam skala besar maupun eceran. Kemudian disusul UMKM perdagangan besar dan eceran dari sektor reparasi dan perawatan mobil sebanyak dan industri pengolahan.

Baca juga: Triawan Munaf jadi komisaris Sirclo akselerasi digitalisasi UMKM

Riset oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Indonesia menemukan bahwa sepanjang tahun 2020, terdapat dua masalah utama yang dihadapi oleh UMKM yang terdampak pandemi, yaitu masalah keuangan dan pasokan/permintaan.

Kondisi ini semakin diperburuk tatkala UMKM masih kurang menguasai platform digital, yang notabene menjadi salah satu hal yang banyak digunakan untuk menjalankan banyak kegiatan di berbagai sektor pada saat pandemi.

Lebih dari 80 persen masyarakat di kota-kota tier 2 dan 3 kurang memahami platform digital. Di kota-kota kecil ini, bisnis UMKM biasanya dijalankan oleh satu orang yang lebih berumur tua. Sementara Kearney dalam tulisannya menjelaskan bahwa orang berusia di atas 55 tahun cenderung skeptis terhadap teknologi, sehingga lambat dalam mengadopsi layanan digital.

Hal ini tentu saja menimbulkan kerugian bagi UMKM, terutama ketika pembatasan mobilitas seperti PSBB atau PPKM diberlakukan dan masyarakat beralih dari toko fisik ke e-commerce atau platform digital.

Masalah lain yang mempersulit UMKM di kota kecil untuk bertumbuh adalah minimnya koneksi internet yang masih belum memadai di beberapa wilayah rural. Data APJII 2019-2020 pada kuartal kedua menunjukkan bahwa Kontribusi Penetrasi Internet per Wilayah dari Total Penetrasi 2019-2020 kuartal kedua masih didominasi pulau Jawa, sementara Pulau Maluku dan Papua berada di posisi terakhir.

Baca juga: UMKM harus adaptif di tengah pandemi

Manfaat digitalisasi UMKM

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari mengatakan strategi pemasaran digital (digital marketing) memiliki sejumlah manfaat dan keuntungan apabila diadopsi untuk membantu UMKM bertumbuh.

"Manfaat tersebut di antaranya adalah jangkauan konsumen lebih spesifik dan luas, menekan biaya operasional, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, serta sesuai dengan perkembangan zaman," ujar Fiki dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.

Digitalisasi tentu menepis persepsi mengenai kesuksesan berbisnis hanya bisa diraih jika dilakukan di kota-kota besar. Karena dengan memanfaatkan platform digital, UMKM dapat mengembangkan bisnis di daerahnya masing-masing, meningkatkan perekonomian daerah serta melestarikan produk unggulan daerah.

Sebagai contoh, seorang pedagang sei sapi di pasar Kupang bisa memanfaatkan digital platform untuk menjual sei sapi. Dengan memanfaatkan platform digital pedagang ini tentu bisa menjangkau pembeli dari luar Kupang bahkan hingga ke penjuru Indonesia.

Ketika komoditas tersebut dapat dipasarkan secara luas, hal ini tentu akan memberikan dampak yang besar mulai dari efisiensi biaya hingga omset yang lebih besar.

Selain itu, konsumen khususnya di wilayah lain termasuk di kota-kota besar juga merasakan manfaatnya. Bagi para pecinta sei sapi, mereka tidak perlu jauh ke Kupang untuk bisa menikmati kuliner sei sapi yang otentik. Cukup memesan melalui platform e-commerce, dalam beberapa hari barang akan datang dan dapat dinikmati.

Kemudahan dan keuntungan ini harus dimanfaatkan, tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian namun juga kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Pemerintah-swasta terus sinergi dorong digitalisasi UMKM perempuan

Dukungan untuk UMKM

Ketua DPR RI, Puan Maharani beberapa waktu lalu menyatakan bahwa mendukung upaya akselerasi transformasi digital bagi pelaku UMKM di Tanah Air sama dengan membantu tulang punggung perekonomian bangsa Republik Indonesia. Menurut Puan, digitalisasi pemasaran untuk UMKM akan membantu perekonomian masyarakat, khususnya di era pandemi COVID-19, yang akhirnya berkontribusi untuk perekonomian nasional.

Puan mengatakan, jika dari ukuran masing-masing individu, UMKM Indonesia terlihat kecil, tetapi kalau dipadukan secara bersama akan terlihat jelas sekali besarnya kontribusi UMKM kepada perekonomian Indonesia. Ketua DPR RI menyatakan bahwa UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja Indonesia dan kontribusinya terhadap PDB Indonesia mencapai sekitar 61 persen.

Selanjutnya, ada banyak UMKM yang terdaftar dengan komoditas unggulan di sejumlah kota-kota kecil yang siap bersaing tidak hanya di pasar lokal, namun dapat dipasarkan ke seluruh nusantara hingga global.

Berdasarkan data dari laman resmi Kemenkop ada sekian jumlah UMKM yang terdaftar dengan aneka komoditas unggulan. Di wilayah Kabupaten Kupang tercatat ada 44.639 UMKM, Kabupaten Gowa 937 UMKM, Kota Pekanbaru 105.445 UMKM, Kabupaten Malang 417.373 UMKM dan Kota Surakarta 82.531 UMKM.

Daerah-daerah ini juga telah mencatatkan kinerja yang bertumbuh dalam setahun terakhir. Hal ini didorong dengan dukungan pemerintah nasional maupun lokal untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat, mulai dari dukungan, pendampingan untuk transformasi digital serta vaksinasi untuk UMKM.

Dengan hasil tersebut, seharusnya kota-kota kecil lainnya juga bisa lebih maju dan dikenal lebih luas sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

Melihat fakta tersebut, Grab dan Emtek Group memfokuskan kerja sama strategisnya dalam mendukung dan membantu digitalisasi UMKM di kota-kota kecil untuk bertumbuh dan bersaing dengan dukungan platform digital.

Melalui kemitraan ini, kedua perusahaan berencana untuk menjajaki kolaborasi dengan memanfaatkan luasnya jangkauan dan kekuatan unik dari masing-masing ekosistem yang dimiliki Grab dan Emtek untuk mencapai dua tujuan utama. Pertama, mendorong percepatan digitalisasi dan menciptakan lebih banyak peluang pendapatan bagi jutaan wirausahawan di Indonesia. Kedua, menghadirkan layanan digital yang lebih terjangkau dan menawarkan kenyamanan lebih bagi masyarakat Indonesia, bahkan di wilayah dengan tingkat digitalisasi yang masih rendah.

Untuk percepatan digitalisasi, Grab Indonesia berfokus pada daerah-daerah rural dengan potensi tinggi UMKM, mengingat saat ini mayoritas percepatan digitalisasi terkonsentrasi di kota-kota besar, dimana akses dan infrastruktur sudah lebih lengkap dan memudahkan proses tersebut.

Ketimpangan ini membuat Grab dan Emtek Group menyadari bahwa perlu adanya pertumbuhan yang inklusif dalam rangka memajukan UMKM di daerah yang lebih kecil sehingga mereka juga bisa turut berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi bangsa.

“Masa depan era digital Indonesia yang cerah harus dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Grab dan Emtek Group memiliki visi yang sama dan pandangan yang selaras dengan pendekatan kami dalam membangun ekosistem terbuka guna membantu memecahkan sejumlah tantangan terbesar di Indonesia. Seiring dengan langkah Indonesia menuju Industry 4.0, kami berharap tidak ada satu orangpun yang tertinggal, dan telah menjadi komitmen bersama untuk membantu menciptakan peluang yang dapat menjangkau semua,” kata Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia ketika mengumumkan kemitraan strategis antara Grab dengan Emtek Group beberapa waktu lalu.

Layanan GrabExpress

Salah satu poin yang menjadi fokus dalam kemitraan ini adalah sektor logistik dan e-commerce, yang nantinya juga akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan UMKM di wilayah rural.

Berdasarkan data East ventures Digital Competitiveness Index 2021, fasilitas logistik yang sudah semakin maju memberikan dampak positif bagi bangsa pertumbuhan ekonomi, terutama yang telah memasuki digitalisasi.

GrabExpress adalah salah satu layanan pengantaran yang juga memberikan banyak manfaat untuk sektor ekonomi dari penjualan barang secara digital.

Fauziah Yusuf misalnya, ia sudah menjalankan usaha pembuatan buket bunga, snack, dan balon di Makassar. Sejak adanya layanan GrabExpress di Makassar, Fauziah mengaku mendapatkan banyak kemudahan untuk mengantar barang dagangannya langsung kepada pembeli

"Layanan GrabExpress ini memudahkan usaha kecil seperti saya karena bisa mengirim buket ke lima alamat berbeda dalam satu waktu. Hal ini juga buat para pembeli tidak lama menunggu pesanannya sampai," ujar dia.


Baca juga: BNI dukung digitalisasi UMKM di kawasan wisata TMII

Baca juga: GoTo siap dorong pemulihan ekonomi melalui digitalisasi

Baca juga: Ekonom nilai pandemi buat UMKM mampu adopsi transformasi digital

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021