Papua (ANTARA) - Atlet angkat berat Widari bersyukur atas perolehan medali emas kelas 47kg putri angkat besi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua meski total angkatan yang dikumpulkan masih lebih rendah dari pencapaian ajang serupa pada 2016 di Jawa Barat.

"Ini semua di bawah rekor saya sebelumnya. PON 2016 lebih dari ini. Tapi alhamdulillah, disyukuri saja," kata Widari di Jayapura, Senin.

Widari mengumpulkan total angkatan barbel seberat 470kg (180kg squat, 120kg bench press dan 170kg dead lift) pada PON Papua yang digelar di Auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura.

Atlet kelahiran 19 September 1991 itu mengalami dua kali kegagalan pada babak bench press 110kg dan 135kg, sementara dua babak lainnya diselesaikan tanpa hambatan.

Sementara pada PON Jawa Barat 2016, atlet asal Kalimantan Timur itu memecahkan rekor dalam kelas 47kg dengan rekor angkatan 495kg.

Baca juga: Susi Susanti pecahkan rekor Asia angkatan dead lift di PON Papua

Catatan yang diraih kala itu mengungguli rekor dunia sebelumnya yang tercatat atas nama Yukako Fukushima dari Jepang, dengan 484 Kg. Widari juga berhasil mencatatkan rekor baru 205kg squat, mengalahkan rekor 200kg milik atlet China Wei Ling Chen.

"Saya juga mensyukuri bisa sampai di Papua setelah melewati proses seleksi di Pra PON yang cukup ketat," kata dia.

Atlet pemborong tiga medali emas pada Kejuaraan Dunia Angkat Berat di Pilsen, Republik Ceko, pada 2017 itu mengakui perlu meningkatkan lagi intensitas berlatih.

"Latihannya harus lebih berat lagi. Saya juga mau berpesan kepada atlet junior saya agar rajin latihan jangan gampang menyerah, sesulit apa pun pasti ada jalannya," pungkas dia.

Baca juga: Widari persembahkan emas angkat berat untuk Kaltim

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021