Jakarta (ANTARA) - Aplikasi pemantauan data kualitas udara lokal, napas resmi berekspansi jaringan sensor kualitas udara di Bandung dan Surabaya. Terdapat sembilan sensor yang ditempatkan di dua kota tersebut yakni lima sensor di Bandung dan sisanya di Surabaya.

Di Bandung, sensor kualitas udara akan ditempatkan di wilayah Kayuambon, Sukamenak, Kertamulya, Manjahlega, dan Lagadar. Sementara di Surabaya, akan dioperasikan di Medokan Ayu, Kertajaya, Jemur Wonosari, dan Krembangan Selatan.

Baca juga: DKI kolaborasi dengan swasta asing sediakan data kualitas udara

Dengan tambahan ini, jumlah sensor udara Nafas yang beroperasi termasuk di Jabodetabek, Bali dan D.I Yogyakarta sebanyak 130 sensor. Setiap sensor yang ditempatkan akan memberikan data kualitas udara secara real-time bagi pengguna melalui aplikasi.

"Merupakan misi Nafas sejak awal untuk terus berekspansi ke kota-kota besar di Indonesia untuk memastikan data kami dapat diakses dan memberikan manfaat untuk setiap individu di Indonesia," kata Co-Founder dan CEO Nafas, Nathan Roestandy, dalam siaran persnya, Senin.

Dia mengatakan, ekspansi ke wilayah Bandung dan Surabaya merupakan langkah penting dalam merealisasikan misi ini sekaligus menjadi awal dari perluasan kami di kota-kota lainnya pada tahun 2022.

Seiring tumbuhnya komunitas pengguna melalui aplikasi maupun media sosial, nafas diklaim mampu melakukan pin point secara spesifik di lokasi-lokasi di Bandung dan Surabaya sehingga masyarakat lokal dapat mengakses data kualitas udara di lokasi-lokasi tersebut secara akurat.

Mereka yang ingin berkontribusi secara sukarela untuk menjadi host sensor udara dari Nafas bisa mendaftarkan diri melalui aplikasi Nafas yang tersedia di e iOS App Store dan Android Play Store.

Baca juga: Polusi mengintai, apa pakai masker cukup untuk berolahraga di luar?

Baca juga: Polusi pangkas 2,5 tahun usia hidup orang Indonesia

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021