Jakarta (ANTARA News) - TNI siap membantu Polri mengantisipasi kerusuhan berbau Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA) menyusul aksi kekerasan di Pandeglang, Banten dan Temanggung, Jawa Tengah.

Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl Minulyo Suprapto di Jakarta, Selasa, mengatakan, sejumlah satuan-satuan TNI di daerah khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah, siap membantu mengamankan dan mengantisipasi aksi-aksi kerusuhan berbau SARA yang berpotensi anarkis.

"Kita siaga dan siap untuk dikerahkan, jika memang dibutuhkan," katanya menambahkan.

Ia mengatakan, keterlibatan TNI dalam penanganan masalah keamanan dalam negeri diatur dalam UU No 34/2004 tentang TNI. Dalam UU itu dinyatakan, TNI dapat dilibatkan setelah ada permintaan dari Polri untuk.

"Jadi, TNI siap membantu, gelar kekuatan kita pun siap dikerahkan jika memaang dibutuhkan. Asalkan sudah ada permintaan, dari Polri," kata Minulyo.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengemukakan, aparat pemda dan polri jangan segan-segan meminta bantuan TNI untuk mengantisipasi dan menangani beragam aksi kerusuhan berbau SARA.

"TNI telah memiliki prosedur tetap yang baku, sehingga jangan takut TNI akan melakukan pelanggaran HAM," katanya.

Aksi kekerasan dan kerusuhan berbau SARA kembali terjadi. Pada Minggu (6/2) aksi kekerasan dilakukan sekelompok warga terhadap Jemaah Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Selain kerugian material, aksi tersebut menimbulkan korban jiwa tiga orang dan puluhan orang lainnya luka-luka.

Hingga kini sudah delapan orang yang dimintai keterangan sebagai tersangka insiden tersebut.

Selang sehari, insiden kerusuhan berbau SARA terjadi di Temanggung, Jawa Tengah.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun aksi itu mengakibatkan kerusakan pada tiga gereja dan fasilitas lainnya.

Terkait itu, Polisi mengamankan satu orang dan tengah menjalani pemeriksaan di Polres Temanggung terkait kerusuhan yang terjadi.(*)

(T.R018/A025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011