Jayapura (ANTARA) - Pertandingan cabang olahraga karate Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua hari kedua di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Jayapura, Selasa, mempertandingkan enam medali emas dan kontingen Sumatera Barat bertekad mencuri medali di nomor tarung (kumite).

"Dalam sebuah kejuaraan, semuanya mempunyai peluang yang sama. Persiapan pasti dilakukan dengan maksimal. Tapi kalau sudah di arena semuanya bisa terjadi," kata manajer tim karate Sumatera Barat Jasman di Jayapura, Selasa.

Untuk merealisasikan target, Jasman mengaku sudah menyiapkan atlet terbaik, namun tidak menjelaskan siapa saja yang diharapkan menyumbangkan medali bagi kontingen Ranah Minang itu.

Jika dilihat dari data pemain yang dikeluarkan PB PON, ada beberapa nama atlet yang berasal dari Sumatera Barat. Untuk putra ada nama Milio Oner yang akan turun dalam kumite -60kg putra.

Untuk sektor putri ada tiga nama yakni Fadila Rahmi yang akan turun di kumite +68kg, Yelfira Wulandari di kumite -68kg dan Rama Shinta yang akan turun di kumite -50kg putri.

Baca juga: Jadwal karate PON Papua: enam emas diperebutkan pada hari kedua

"Meraih medali itu harapan kami, kita lihat saja saat pertandingan berlangsung," kata Jasman yang pada pertandingan yang sama sebelumnya selalu mendampingi atlet di samping Tatami.

Dalam kumite +68kg, wakil Sumatera Barat akan menghadapi Hera Irnanda dari Jawa Tengah dalam laga perdana. Untuk -68kg akan menghadapi wakil Sumatera Utara Wan Nurul Indiana yang merupakan salah satu unggulan dalam PON Papua.

Sedangkan dalam -50kg, Rama Shinta akan langsung berhadapan dengan Maslikhah Surani dari Jawa Timur. Di nomor ini berdasarkan data baru ada nama sang juara bertahan yakni karate cantik Maya Sheva dari Jakarta.

Cabang olahraga karate PON Papua ini akan mempertandingkan 15 nomor dan jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan PON 2016 Jawa Barat yang mempertandingkan 17 nomor dan berlangsung hingga 14 Oktober.

Baca juga: Febi Ramadhan tunggu Claudio Nenobesi di pelatnas karate

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021