Jayapura (ANTARA) - Sebanyak tujuh medali emas terakhir dari cabang olahraga layar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua bakal diperebutkan dalam perlombaan hari keempat nomor-nomor kategori putri di perairan Pantai Hamadi, Kota Jayapura, Selasa siang ini.

Dari tujuh nomor tersebut, tiga di antaranya hampir bisa dipastikan pemiliknya karena atlet-atlet yang saat ini memimpin klasemen perlombaan sementara sudah unggul jauh dari para pesaingnya.

Ketiga nomor tersebut adalah International 420, RSX 8.5 dan Techno 293.

Berikut pratinjau tujuh nomor layar kategori putri PON Papua menjelang perlombaan hari terakhir:

International 420 putri

Layar International 420 putri menjadi salah satu nomor yang marjin keunggulan antara pimpinan lomba hingga pesaing terdekatnya cukup jauh.

Juara bertahan asal Kalimantan Timur, Nur Fatin Syafika, hampir dipastikan bisa mempertahankan medali emas bersama pasangan barunya Dia Tri Utami yang dalam PON 2016 hanya mendapatkan medali perunggu saat turun dalam nomor Optimist putri.

Pasangan Nur Fatin Syafika/Dia Tri Utami yang selalu konsisten menyapu bersih tujuh kali balapan dalam tiga hari perlombaan sebelumnya, memimpin klasemen lomba dengan nilai bersih 7,0 poin.

Kecuali bila Nur Fatin Syafika/Dia Tri Utami tak bisa mengikuti satu pun balapan dalam perlombaan hari terakhir, Selasa, maka jarak keunggulan mereka nyaris tidak mungkin dikejar oleh wakil Jawa Barat Ardiah Sandra Pramesti/Nasywa Selly Pradany yang memiliki 20,0 poin dan wakil Papua Eno Eni Yos Hanorsian/Nofi Risno (21,0).

Baca juga: Renang PON Papua perebutkan tujuh medali emas hari ini


Laser 4.7 putri

Laser 4.7 putri menjadi salah satu nomor yang menjanjikan persaingan ketat dalam lomba hari keempat.

Pasalnya pimpinan lomba sementara dari Kepulauan Riau, Dilla Adilya Safitri, hanya unggul tipis dari pesaing terdekatnya atlet Jawa Barat Amirotun Nisa Azahra.

Dilla memimpin berbekal nilai bersih 10.0 poin dan Amirotun membayangi pada posisi kedua dengan 12.0 poin.

Bila keduanya tidak berkonsentrasi, bukan tidak mungkin atlet Kalimantan Timur Fitriayana yang kini memiliki 17.00 poin bakal menyodok dalam perburuan medali emas.


Laser radial putri

Pada nomor laser radial putri, atlet Banten Kirana Wardojo berpeluang menajamkan prestasinya dalam PON Papua dengan raihan medali emas setelah hanya beroleh perunggu kala tampil dalam nomor yang sama pada PON 2016 Jabar.

Kirana saat ini menjadi pimpinan lomba dengan nilai bersih 8.0 poin dan relatif nyaman mengungguli pesaing terdekatnya Nurul Rahma Iedha dari DKI Jakarta yang memiliki 12,0 poin.

Kirana tentunya wajib berkonsentrasi penuh kala menjalani perlombaan hari keempat mengingat marjin tersebut masih dalam jarak yang bisa dikejar oleh Nurul Rahma Iedha, peraih medali emas Laser 4.7 putri pada PON Jabar 2016.

Juara bertahan dari Kepeluaan Riau, Mariyanti, boleh dibilang sudah tak berkesempatan menjaga medali emas karena berada pada urutan keempat sementara dengan 19,00 poin. Tapi dia masih mungkin mengejar medali perunggu, mengingat posisi ketiga Fitri Alwiyah dari Jawa Barat mengumpulkan 17,00 poin.

Baca juga: Jadwal loncat indah hari ini, perebutan dua emas untuk perorangan


Optimist putri

Nomor Optimist bisa menjadi lumbung medali emas berikutnya bagi Kalimantan Timur mengingat atlet mereka Sarmila saat ini menjadi pimpinan lomba lewat catatan nilai bersih 13,00 poin.

Sarmila memiliki keunggulan yang relatif nyaman, tetapi harus menjaga konsentrasinya karena ada dua kontestan yang membayang-bayanginya.

Atlet tuan rumah Papua Emma Ledis Julia Yawan dan pelayar Kepri Risqa Lestari Putri Lumban Gaol sama-sama mengoleksi 17,0 poin.

Perlombaan hari keempat layar nomor Optimist putri dipastikan menjadi pertarungan tentang siapa yang mampu menjaga fokus memacu kecepatan perahunya.


RS One putri

Peselancar angin DKI Jakarta Nabila Sefiani sejauh ini mampu tampil perkasa dalam nomor RS One putri PON Papua, melampaui nama-nama yang berstatus pengisi podium PON 2016 Jabar nomor Techno putri.

Ketiga nama itu adalah Aiyah Agni Hamidah dari Jawa Timur dan Nenni Marlini (Kalimantan Timur) yang secara berurutan meraih medali emas dan perunggu nomor Techno putri PON 2016 Jabar.

Bahkan, Nenni juga punya bekal lain sebagai satu-satunya atlet putri yang meraih medali dalam layar nomor marathon PON Papua, seusai memenangi perunggu di nomor RS One marathon terbuka.

Nabila memasuki perlombaan hari terakhir dengan menjadi pimpinan lomba lewat catatan nilai bersih 8.0 poin, tetapi ia perlu menjaga fokusnya sebab Nenni membayangi dengan 10,0 poin dan Aiyah Agni 16,0 poin.

Baca juga: Voli putra Jabar bertekad cetak sejarah di PON Papua

RSX 8.5 putri

Juara bertahan nomor RSX 8.5 putri PON 2016, Hoiriyah, sudah di ambang sukses mempertahankan medali emas dari nomor yang sama dalam PON Papua.

Atlet Jawa Timur itu saat ini nyaman memimpin lomba dengan catatan nilai bersih 6,0 poin, sedangkan pesaing terdekatnya peselancar angin Lampung Syadine Arethusa menduduki posisi kedua dengan 14,0 poin.

Marjin itu membuat Hoiriyah nyaris bisa dipastikan bakal menyabet kembali medali emas, malahan Syadine yang harus berhati-hati sebab posisinya disatroni atlet Banten Ratiah yang kini memiliki 15,0 poin.


Techno 293 putri

Techno 293 menjadi nomor lain yang peraih medali emasnya nyaris bisa dipastikan jelang perlombaan hari keempat.

Peselancar angin DKI Astari Rahayu Kenes menjadi pimpinan lomba sementara dengan nilai bersih 6.0 poin setelah konsisten selalu finis posisi terdepan dalam setiap balapan nomor Techno 293 putri dalam PON Papua.

Riska Zulia Ananda menjadi pesaing terdekat, tetapi marjinnya cukup jauh dari Astari Rahayu, sebab atlet Jawa Timur itu kini memiliki catatan 12.0 poin.

Besar kemungkinan komposisi podium Techno 293 putri PON Papua juga sudah tergambar, sebab penghuni peringkat ketiga saat ini Alifah Auralia (Sulawesi Utara) kini mengoleksi 18,0 poin, unggul cukup jauh dari Faizah (Sulawesi Selatan) yang persis di bawahnya dengan 25,0 poin.

Baca juga: "All Jatim Final" berpotensi puncaki biliar bola sembilan PON Papua

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021