Washington (ANTARA) - Bank Dunia mengambil langkah-langkah untuk membangun kembali kredibilitas risetnya setelah skandal kecurangan data memaksanya untuk membatalkan laporan "Doing Business" andalannya tentang iklim bisnis negara, kata Presiden Bank Dunia David Malpass, Senin (11/10).

Berbicara kepada wartawan menjelang pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) minggu ini, Malpass mengatakan produk penelitian yang kuat tetap menjadi prioritas tinggi bagi bank dan akan bekerja pada cara-cara baru guna membantu negara-negara meningkatkan iklim bisnis mereka.

Ditanya bagaimana bank akan membangun kembali kredibilitasnya setelah skandal itu, Malpass mengatakan bank telah mengambil "beberapa langkah" untuk meningkatkan integritas penelitian, termasuk mengangkat kepala ekonom Carmen Reinhart ke peran dalam manajemen senior.

Malpass menolak menjawab pertanyaan tentang tinjauan dewan eksekutif IMF atas laporan investigasi eksternal Bank Dunia yang menuduh bahwa Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menekan staf Bank Dunia untuk mengubah data buat mendukung China dalam laporan Doing Business pada tahun 2017, ketika dia menjadi CEO bank tersebut.

Dewan IMF akan berunding lagi pada Senin waktu setempat mengenai apakah dia harus melanjutkan sebagai pemimpin IMF.

Laporan investigasi yang sama oleh firma hukum WilmerHale menemukan bahwa staf Bank Dunia mengubah data untuk meningkatkan peringkat "Doing Business" Arab Saudi pada Oktober 2019 - enam bulan setelah Malpass mengambil alih posisi teratas bank - tetapi tidak menemukan bukti keterlibatan oleh Kantor Presiden atau anggota dewan.

Malpass tidak merinci langkah-langkah lain yang diambil bank untuk menopang fungsi penelitiannya, tetapi mengatakan bahwa Reinhart akan menjadi presiden senior dan di antara 10 eksekutif teratas Grup Bank Dunia yang memandu kebijakan dan pengambilan keputusan di pemberi pinjaman Pembangunan Multilateral itu.

“Saya benar-benar ingin memperkuat pentingnya penelitian berkualitas tinggi dan kemampuan bank untuk menghasilkan penelitian itu dalam volume tinggi,” kata Malpass.

“Doing Business”, yang memeringkat iklim bisnis negara berdasarkan pengukuran seperti kemudahan menavigasi peraturan, ketersediaan pembiayaan dan kerangka hukum, adalah publikasi bank yang paling populer, kata pejabat bank saat ini dan sebelumnya.

Diluncurkan pada tahun 2003, “Doing Business” digunakan secara luas oleh manajer dana swasta untuk menilai risiko negara dan memandu keputusan investasi, tetapi negara-negara secara rutin berusaha meyakinkan para peneliti mengapa mereka pantas mendapatkan peringkat yang lebih tinggi.

Malpass mengatakan bahwa membantu negara-negara meningkatkan iklim bisnis mereka adalah “penting untuk pembangunan” dan menjadi prioritas bagi Bank Dunia, sehingga Bank Dunia akan bekerja pada cara-cara baru untuk membantu negara-negara memperluas sektor swasta mereka dan mendorong praktik bisnis yang baik. Namun, dia tidak memberikan perincian tentang apa yang mungkin termasuk dalam rencana itu.

Baca juga: Ekonom Bank Dunia: Pertumbuhan, tantangan terbesar negara berkembang
Baca juga: Utang negara miskin naik 12 persen jadi 860 miliar dolar AS pada 2020
Baca juga: Seskab: WHO-Bank Dunia apresiasi RI karena kasus COVID-19 turun

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021