Magelang (ANTARA News) - Uskup Agung Semarang Monsinyur Johannes Pujasumarta meminta umat Kristiani di Temanggung, Jawa Tengah, bersikap cerdas dan tidak terpancing emosi terkait dengan amuk massa di daerah itu pascasidang kasus penistaan agama.

"Saya minta umat bersikap cerdas dan tidak emosi, juga tidak membalas kekerasan dengan kekerasan," katanya ketika dihubungi dari Magelang, Selasa malam.

Dua gereja dan satu kompleks pendidikan Kristen di Temanggung, serta sejumlah kendaraan bermotor dirusak massa pascasidang dengan terdakwa Antonius Richmond Bawengan (50). Pada sidang Selasa siang itu terdakwa divonis hukuman lima tahun penjara.

Ia menyatakan menyesalkan terjadinya amuk massa tersebut karena cara-cara kekerasan tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat yang beradab.

"Kalau ada masalah, selalu harus diselesaikan secara tepat, tidak dengan jalan kekerasan," katanya.

Peristiwa Temanggung, katanya, sebagai pelajaran semua orang bahwa tindak kekerasan dengan merusak milik orang lain bukan solusi yang cerdas untuk menyelesaikan suatu masalah.

Ia mengatakan, akal budi yang sehat dan hati nurani yang jernih tetap dapat menjadi pemandu setiap orang dalam hidup bersama yang berakhlak mulia.

"Saya minta semua pihak menahan diri, tidak membalas kekerasan dengan kekerasan," katanya.

Pada kesempatan itu ia juga meminta terutama umat dan kalangan gereja setempat menyampaikan kabar peristiwa itu secara memadai agar situasi tetap kondusif.

Ia juga menyatakan mengajak umat berdoa kepada Allah agar setiap orang tetap mengutamakan kehendak-Nya, membangun hidup bermasyarakat yang bermartabat dan beradab.

Ia mengatakan, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Romo P. Riana Prapdi sudah berada di Temanggung untuk melihat keadaan gereja setempat dan mengumpulkan berbagai informasi untuk dilaporkan kepada dirinya.

"Hingga saat ini (Sekitar pukul 20.00 WIB, red) saya masih menunggu laporan Romo Riana yang tadi saya utus ke Temanggung," katanya.(*)
(U.M029/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011