Kekuatan batin

Membela kontingen berbeda adalah keistimewaan bagi Hanifan dan Pipiet, apalagi DKI Jakarta dan Jawa Barat adalah dua daerah yang bisa dibilang lumbung olahragawan nasional. Bnayak atlet nasional yang lahir dari kedua daerah ini.

Bagi Hanifan, menikahi perempuan yang seprofesi dengannya adalah pilihan hidup. Suami istri ini kerap latihan bersama untuk mengasah teknik serta kemampuan sebelum masuk gelanggang.

Pada PON XX di Papua, keduanya kompak saling mendukung, saling memompa semangat. Berasal dari dua kontingen berbeda sama sekali tak menjadi halangan bagi mereka, dalam membentuk satu kekuatan.

Baca juga: Pencak Silat tambah medali emas untuk Sumbar jadi enam
 
Hanifan Yudani Kusumah memeluk sang istri Pipiet Kamelia. (ANTARA/ (Muhammad Zulfikar)


Saat Hanifan tampil, Pipiet berdiri tegak di atas tribun memotivasi sang suami. Teriakan dan sorak-sorai perempuan kelahiran 6 Januari 1995 itu menjadi semangat untuk Hanifan.

Pun demikian, manakala Pipiet berlaga di atas lapangan, Hanifan selalu berada di pojok gelanggang, memberikan motivasi, semangat dan bahkan arahan serta instruksi kepada sang istri tercinta.

Kekuatan batin dan cinta yang begitu kuat seakan menjadi jurus rahasia bagi pasangan ini. Pada PON Papua ini, Hanifan dan Pipiet membuktikan kekuatan batin telah menjembatani suara hati mereka sehingga merengkuh prestasi tertinggi.

Melirik ke belakang kala babak penyisihan, Pipiet berhadapan dengan atlet silat putri asal Jawa Barat. Sebagai anggota kontingen dari asal kota yang sama, Hanifan tentu mendukung rekannya.

Namun, di sisi lain, anak mendiang Dani Wisnu yang adalah pesilat dan anggota pemusatan latihan nasional 2005 itu juga tidak bisa tidak mempedulikan sang istri, walau membela DKI Jakarta, kontingen yang menjadi pesaing Jawa Barat. Perasaannya campur aduk. Galau menyatu dalam pikirannya.

"Secara fisik saya mendukung rekan saya, tapi di dalam batin saya mendukung istri," kata Hanifan.

Kontak batin dari Hanifan sepertinya tertangkap erat-erat oleh Pipiet. Dia mengikuti arahan sang suami. Pada akhirnya, dia berhasil mengalahkan atlet silat Jawa Barat tersebut.

Menurut Hanifan, chemistry yang telah terbangun antara keduanya begitu mempengaruhi penampilannya di atas gelanggang.

Meskipun secara batin mendukung sang istri, Hanifan berusaha profesional. Dia tak pernah memberikan bocoran kelemahan atlet Jawa Barat sekalipun kepada istrinya.

Pun sebaliknya, Pipiet tidak pernah meminta bocoran kepada sang suami terkait apa saja kelemahan lawannya sebelum bertanding.

Baca juga: Pesilat Kadek Astini bangga bertanding di PON Papua

"Tapi kalau adik-adik di pedepokan minta arahan, akan saya berikan meskipun lawannya istri saya," kata dia.

rendah hati ...

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021