Yogyakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Dirjen IKMA Kemenperin) Reni Yanita mengatakan, bahwa IKM kerajinan Tanah Air mempunyai potensi besar untuk terus dikembangkan.

"Hal ini terlihat dari ekspor produk kerajinan yang tercatat menembus 829 juta dolar AS pada 2020," kata Dirjen IKMA saat pelepasan ekspor produk kerajinan IKM binaan Kemenperin di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa.

Bahkan, menurut dia, jika dilihat dari jumlahnya, industri kerajinan berperan cukup dominan yaitu mencapai lebih dari 700 ribu unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja hingga 1,32 juta orang.

Baca juga: Dari topeng karakter, kerajinan khas Kediri yang menembus mancanegara

Melihat kondisi tersebut, maka peluang pengembangan industri kerajinan terbentang luas. Apalagi, pangsa pasar industri kerajinan Indonesia baru 2,5 persen dari pasar dunia dan bisa terus berkembang.

Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) IKMA Kemenperin terus aktif mempromosikan beragam produk kerajinan nasional agar mampu menguasai pasar domestik dan internasional.

"Salah satu bentuk dukungan Kemenperin untuk promosi kerajinan nasional yaitu memberikan fasilitas keikutsertaan IKM kerajinan pada pameran berskala internasional, seperti Pameran Ambiente di Messe Frankfurt, Jerman," kata Reni.

Baca juga: Ekspor mebel dan kerajinan melonjak 35,41 persen di tengah pandemi

Pameran Ambiente merupakan pameran dagang terbesar untuk sektor 'consumer goods', serta menjadi ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor interior decoration, gifts dan premiums serta table dan diningware. Kenaikan nilai transaksi di Paviliun Indonesia dalam lima tahun terakhir tercatat mencapai 113 persen.

"Tentunya hal ini merupakan capaian yang membanggakan, yang menunjukkan peningkatan kemampuan IKM Indonesia, dan juga peningkatan penetrasi terhadap pasar global, khususnya Uni Eropa," katanya.

Reni juga mengapresiasi kinerja IKM kerajnan yang mampu terus mengekspor produknya di tengah pandemi COVID-19. Sebab perusahaan harus menghadapi kelangkaan kontainer dan kapal serta meningkatnya biaya pengiriman akibat pandemi yang mengganggu rantai pasok dunia.

"Harapannya ke depan permasalahan ini dapat segera ditangani pihak terkait, mengingat pada ekspor kali ini, empat perusahaan memberangkatkan produk kerajinan dengan total 28 kontainer 40 feet HC secara bertahap," kata Reni.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021