Papua (ANTARA) - Peraih medali emas kejuaraan angkat berat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Robi Sujianto sempat melontarkan protes kepada wasit setelah angkatan pertama dalam babak dead lift dinyatakan gagal.

"Saya angkatan pertamanya dinyatakan gagal. Saya merasa benar karena dari segi angkatan kita sudah kunci tapi dianulir, sehingga kita sempat protes," kata Robi Sujianto usai pengalungan medali di Auditorium Uncen Jayapura, Selasa.

Atlet sekaligus pengusaha gym itu melontarkan protes kepada tiga wasit, yakni M Khadafi, Sri Wahyuni dan Jasmi saat angkatan pertama dead lift seberat 270kg dinyatakan gagal secara gerakan.

Namun aksi itu tidak mengubah pendirian wasit. Robi pun kembali melanjutkan pertandingan hingga mencatatkan total angkatan 830kg yang terdiri dari angkatan squat 325kg, bench press 220kg dan dead lift 285kg.

Atas prestasi tersebut Robi berhak atas medali emas untuk Provinsi Lampung.

Baca juga: Lifter Siti Heroni hadiahkan emas PON Papua untuk ulang tahun anak

Sementara medali perak direbut oleh lifter Riau Hendri yang membukukan total angkatan 797,5kg (squat 332,5kg, bench press 185kg dan dead lift 280kg).

Lifter Sumatera Barat Lamdoras Situtu memperoleh medali perunggu seusai mencatatkan angkatan total 775kg dengan squat 325kg bench press 180kg dan dead lift 270kg.

"Sesi terberat di bench press karena tangan saya masih sakit karena cedera sudah sebulan lalu," kata dia.

Usai tampil di Papua, Robi mengaku fokus kepada pemulihan lengannya sebab harus bersiap tampil lebih maksimal pada kejuaraan dunia angkat berat yang akan berlangsung di Bogor, Jawa Barat, pada 2022.

Baca juga: Lifter Lampung Robi Sujanto sumbang emas angkat berat 87 kg

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021