Jayapura (ANTARA) - Kontingen Jawa Barat hingga tiga hari menjelang penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua masih kokoh menduduki posisi puncak dan belum bisa dikejar dari pesaing terdekatnya, yakni Jawa Timur dan DKI Jakarta.

Berdasarkan data dari laman resmi Panitia Besar PON XX Papua hingga Selasa malam pukul 23.00 WIT, juara bertahan Jabar di peringkat teratas dengan mengumpulkan 108 emas, 87 perak, 97 perunggu.

Kontingen Jatim membuntuti di posisi kedua dengan perolehan 97 emas, 79 perak, 70 perunggu. Sementara DKI Jakarta masih tetap berada di urutan ketiga dengan raihan 90 emas, 74 perak, 85 perunggu. Adapun tuan rumah Papua yang mengoleksi 78 emas, 50 perak, 84 perunggu menempati peringkat keempat.

Secara keseluruhan hingga kini sudah 575 keping emas yang terdistribusi kepada 30 provinsi (kontingen) dari total 681 nomor pertandingan. Artinya, ada empat provinsi yang belum mendapatkan medali emas hingga pekan terakhir PON Papua, yakni Papua Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.

Dengan tiga hari tersisa perlombaan masih ada 106 keping emas yang diperebutkan dari sejumlah cabang olahraga. Kontingen Jabar agaknya juga semakin dekat mewujudkan target merebut kembali gelar juara umum PON secara beruntun (back to back).

Baca juga: Borong lima medali emas, Kaltim juara umum layar PON Papua

Sejak PON 2000, belum pernah ada provinsi yang mampu merebut gelar juara umum pesta olahraga nasional empat tahunan ini secara beruntun dan Jabar bisa menjadi yang pertama mencatat sejarah juara dua kali beruntun PON setelah era Orde Baru berakhir.

Selama beberapa hari terakhir perlombaan PON XX Papua, kontingen Bumi Pasundan secara konsisten mampu menjaga keunggulan dari Jatim sebagai pesaing terdekat.

Sepanjang perlombaan hari ini, Kontingen Jabar sukses mendulang medali emas, di antaranya dari pencak silat (3), renang (4), paralayang (2), voli indoor (2), dan menembak (1).

Sementara kontingen Jatim yang berupaya menggusur dominasi Jabar berhasil mendapatkan tambahan medali emas dari paralayang (6), karate (2), renang (2), loncat indah (1), gulat (1), dan layar (1).

Sedangkan DKI Jakarta tidak dominan pada cabang olahraga tertentu dan memperoleh tambahan terbanyak dari layar (2) dan pencak silat (2). Selebihnya seperti atletik, karate, kempo, renang, dan loncat indah menyumbang masing-masing sekeping medali emas.

Baca juga: Jabar loloskan atlet terbanyak ke final bulu tangkis

Dari Arena Akuatik di Kampung Harapan, Jayapura, para perenang Jabar yang sempat melempem mulai unjuk kekuatan dengan memborong empat emas masing-masing melalui Aflah Fadlan Prawira yang menjuarai nomor 400 meter gaya bebas putra dan 200 meter gaya ganti perseorangan putra. Kemudian, Raina Saumi memenangi nomor 400 meter gaya bebas putri, serta terakhir dari nomor 4x100 meter estafet gaya bebas putra.

Secara keseluruhan perenang Jabar sudah mengoleksi enam emas, masih kalah dari Jatim yang mengumpulkan 11 keping emas berkat tambahan dari Glenn Victor Sutanto (50 meter gaya kupu-kupu) dan Ressa Kania Dewi (200 meter ganti perseorangan putri).

Sedangkan DKI Jakarta hanya kebagian satu emas dari kolam renang hari ini melalui kemenangan Angel Gabriel Yus di nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri. Tambahan ini melengkapi enam emas yang sudah dikumpulkan perenang DKI pada tiga hari perlombaan sebelumnya.

Akhir paceklik emas

Hasil luar biasa juga dicatat Jabar melalui cabang olahraga bola voli indoor dengan sukses mengawinkan medali emas putra dan putri. Tim putri mempertahankan medali emas dengan membekuk Jawa Tengah 3-0 (25-16, 25-14, 25-18), sementara tim putra menghentikan perlawanan DKI Jakarta 3-1 (25-15, 25-19, 16-25, 25-15).

Bagi tim voli putra Jabar, keberhasilan ini mengakhiri paceklik medali emas selama 25 tahun karena mereka terakhir kali menjuarai PON pada 1996 di Jakarta. Sejak PON 2000 hingga 2016, jawara bola voli putra didominasi Jawa Timur, yang kali ini gagal melaju ke babak empat besar.

"Syukurlah hasilnya sesuai harapan. Kemenangan ini sangat berkesan karena emas voli putra kembali ke Jabar setelah lama tidak pernah diraih," kata Manajer Voli Jabar Andre Firmansyah ditemui usai pertandingan.

Posisi Jabar di puncak klasemen diprediksi bakal sulit dikejar karena di beberapa cabang olahraga yang masih berlangsung, atlet-atletnya sukses menembus babak final. Salah satunya bulu tangkis yang mengirimkan lima wakil di empat nomor final, dengan nomor tunggal putra sudah pasti dijuarai karena terjadi all Jabar finals.

Baca juga: Dominasi bulu tangkis DKI Jakarta di PON runtuh di Papua

Ketua Harian KONI Jatim M. Nabiel mengatakan perjuangan merebut gelar juara umum memang masih terbuka meskipun cukup berat. Lepasnya beberapa target medali membuat Jatim kesulitan mendekati Jabar di puncak klasemen.

"Seluruh atlet yang masih bertanding akan berjuang semaksimal mungkin untuk merebut medali emas. Semua masih mungkin, meskipun cukup berat. Setidaknya hasil yang sudah diraih para atlet sejauh ini bisa dibilang sangat bagus," katanya.

Perolehan medali emas yang diraih kontingen Jatim hingga saat ini masih jauh dari target 136 keping yang dicanangkan untuk mengejar juara umum.

Selain perebutan posisi tiga besar teratas, persaingan merebut peringkat lima besar juga masih sengit yang melibatkan tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan Timur. Perolehan medali ketiganya terpaut tipis.

Jateng sementara di posisi kelima dengan meraih 23 emas, 43 perak, 57 perunggu. Kontingen Bali menempel ketat di urutan keenam dengan 22 emas, 19 perak, 39 perunggu. Selanjutnya Kalimantan Timur yang memiliki 21 emas, 30 perak dan 33 perunggu membuntuti di peringkat keenam.

Perubahan posisi klasemen perolehan medali masih berpeluang terjadi mengingat ada 106 keping medali emas yang diperebutkan hingga penutupan PON XX Papua dijadwalkan pada Jumat, 15 Oktober 2021.

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021