Angka kerugian dan kerusakan tersebut meliputi sektor permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor
Sleman (ANTARA News) - Kerugian akibat erupsi Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diperkirakan mencapai total senilai Rp5,4 triliun.

"Berdasarkan pendataan erupsi Merapi mengakibatkan kerusakan senilai Rp894,35 miliar dan kerugian senilai Rp4,51 triliun atau total perkiraan kerusakan dan kerugian mencapai Rp5,405 triliun,"kata Bupati Sleman Sri Purnomo saat menerima kunjungan Komisi VI DPR RI di Dusun Candi, Kecamatan Turi, Jumat..

"Angka kerugian dan kerusakan tersebut meliputi sektor permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor," katanya

Menurut dia, kemungkinan angka ini akan semakin bertambah, mengingat sampai saat ini bahaya sekunder Gunung Merapi berupa lahar dingin masih mengancam.

"Bahkan, sampai saat ini banjir lahar dingin telah merusakkan berbagai fasilitas publik dan pemukiman, dengan total kerugian akibat lahar dingin telah mencapai lebih dari Rp30 miliar," katanya.

Ia mengatakan, erupsi Merapi 2010 yang cukup besar dan bahkan kawasan daerah aman sempat pada radius 20 kilometer, membawa pengaruh pada aktivitas perekonomian masyarakat.

"Penutupan Bandara Adisutjipto hampir satu bulan telah menghentikan aktivitas ekonomi masyarakat. Kerugian ekonomi bukan hanya dialami masyarakat di wilayah Kecamatan Cangkringan saja, tetapi juga yang berada di Lereng Merapi yakni Pakem, Turi, Tempel, Ngemplak dan bahkan juga di luar kecamatan tersebut," katanya.

Hal ini dikarenakan aktivitas perekonomian masyarakat Sleman sebagian besar terfokus pada sektor perdagangan, jasa-jasa dan pertanian.

"Sebagai gambaran, peralatan produksi yang rusak terdapat di1.321 unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang kerugiannya mencapai Rp4,6 miliar, dengan nilai produksi yang mencapai lebih kurang Rp468,107 juta per hari sejak 25 Oktober 2010 saat ditetapkannya status Gunung Merapi menjadi "Awas" dan mulai meletus pada 26 Oktober 2010," katanya.

Sri Purnomo mengatakan, ketika Kawasan Rawan Bencana (KRB) diperluas menjadi 20 kilometer aktivitas produksi sempat terhenti, sehingga mengakibatkan hilangnya nilai produksi yang mencapai lebih kurang Rp533 juta lebih per hari, sejak 5 Nopember 2010.

"Demikian juga aktivitas ekonomi masyarakat di sektor pertanian, pariwisata dan juga yang lain juga telah mengalami hal yang sama. Total kerugian di sektor ekonomi mencapai kurang lebih Rp1,143 trilliun, erupsi Merapi telah mengakibatkan kurang lebih 30 dusun di wilayah Cangkringan yang tertutup material Merapi dan 2.613 kepala keluarga yang kehilangan rumah tinggal," katanya.

Ia mengatakan, keberadaan rumah sebagai tempat aktifitas keluarga merupakan kebutuhan utama, bahkan mereka tidak dapat beraktifitas yang lain dengan nyaman sebelum mereka merasa nyaman dan aman dalam menjalankan kehidupan keluarga.

"Oleh karena itu, saat ini Pemkab Sleman bersama dengan Pemerintah provinsi dengan didukung segenap komponen masyarakat sedang menyelesaikan pembangunan `shelter` atau hunian sementara bagi korban erupsi merapi yang tersebar di 11 lokasi," katanya.
(V001/H008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011