London (ANTARA) - Pengelolaan ekonomi dunia perlu dirombak untuk memastikan daya tahannya terhadap guncangan ekonomi dan kesehatan di masa depan, juga terhadap berbagai tantangan yang dipicu perubahan iklim serta kebangkitan China, kata para penasihat bagi G7, kelompok tujuh negara ekonomi terbesar dunia.

Dalam sebuah laporan pada Rabu, mereka mengatakan rantai pasokan, distribusi vaksin, akses ke mineral penting, ancaman siber, pajak digital, aset kripto, dan perubahan iklim membutuhkan langkah perubahan tentang bagaimana ekonomi dunia dikelola.

Mark Sedwill, mantan kepala layanan sipil Inggris dan penasihat keamanan nasional yang menjabat ketua Panel Penasihat G7 bidang Ketahanan Ekonomi, mengatakan bahwa negara-negara G7 perlu bekerja sama lebih efektif untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko atau paksaan yang muncul.

Baca juga: Menkeu Inggris desak G7 bekerja sama atasi kesulitan rantai pasokan

Tentang China, para penasihat mengatakan bahwa Beijing bertekad untuk meraih dominasi pasar di sejumlah bidang, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan bioteknologi, dan telah mendominasi dalam pemurnian dan produksi mineral yang menjadi kunci dalam transisi menuju dunia yang lebih hijau.

Panel itu merekomendasikan investasi dalam infrastruktur dan riset baru untuk memastikan bahwa aturan perdagangan mendukung upaya mengatasi perubahan iklim, dan komitmen atas upaya berbagi informasi, ketertelusuran dan reformasi standar pada mineral-mineral yang sangat penting untuk transisi hijau.

Laporan itu akan menjadi bagian dari tema diskusi dalam konferensi tingkat tinggi kelompok 20 ekonomi besar dunia (G20) yang akan diselenggarakan di Roma akhir bulan ini, dan di Konferensi Perubahan Iklim COP26 di Glasgow pada November.

Sumber: Reuters

Baca juga: G7 terpecah tentang realokasi dana IMF ke negara-negara terkena COVID
Baca juga: G7 sumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021