Jakarta (ANTARA) - Di era modern saat ini, banyak faktor yang dapat menjadi pendorong atau bahkan penghalang kesuksesan sebuah bisnis atau usaha, tetapi salah satu elemen kunci yang terus menjadi penentu mendasar adalah inovasi.

Sebagai sebuah konsep, inovasi mengacu pada proses yang dilakukan individu atau perusahaan dalam membuat konsep produk, cara, dan/atau ide baru, baik kecil maupun besar, dan proses tersebut memiliki dampak besar bagi kemajuan perusahaan. Tujuan inovasi pun beragam, karena tantangan yang dihadapi oleh perusahaan masa kini pun beragam, mulai dari tenaga kerja, logistik, pengadaan produk, kesejahteraan karyawan, kebijakan atau regulasi, hingga permodalan.

"Dengan berinovasi, perusahaan secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas produk dan kinerja pekerja. Namun, challenge terbesar adalah kemampuan untuk bisa mengenali saat perusahaan membutuhkan sebuah inovasi atau, lebih parahnya, sudah kehilangan semangat berinovasi," kata Wesley Harjono, Managing Partner, GK - Plug and Play dalam siaran pers pada Rabu.

Menurut Wesley, benang merah dari perusahaan-perusahaan yang berinovasi dengan tepat adalah adanya budaya kerja yang memiliki pola pikir inovatif, sehingga manajemen pun berpedoman pada solusi-solusi penuh pembuktian untuk memecahkan isu yang tengah dihadapi.

"Dalam konteks bisnis, inovasi dapat berkaitan dengan memodifikasi model bisnis dan beradaptasi dengan perubahan untuk menciptakan produk atau layanan yang lebih baik. Peran kami di GK - Plug and Play adalah tidak hanya menjadi mitra yang memudahkan proses inovasi tersebut, tetapi juga memberikan rekomendasi perusahaan rintisan (startup) yang memiliki kapabilitas untuk mewujudkan inovasi dalam pipeline perusahaan."

Baca juga: Pemerintah fasilitasi inovasi dan latih talenta digital

Akselerator startup GK- Plug and Play memberikan sejumlah tanda penting bahwa sebuah usaha membutuhkan inovasi, utamanya digital.

Pertama, angka pemasukan mengalami penurunan. Sebagai pemain kuat di pasar yang telah menyediakan produk dan layanan bertahun-tahun tidak menjamin masa depan perusahaan. Tentunya tantangan eksternal selalu ada, baik itu berupa kompetitor atau pun isu lainnya. Jika perusahaan mengalami penurunan penjualan dan alasannya tidak diketahui, maka inovasi dapat menjadi salah satu jalan keluar yang patut dipertimbangkan.

Kompetitor yang terus mencetak prestasi juga patut diwaspadai sebagai tanda usaha membutuhkan inovasi. Pasar yang penuh dengan kompetitor tidak akan menjadi masalah ketika pangsa pasar perusahaan masih tetap bertahan tinggi, tetapi awasi persaingan dengan jeli karena meningkatnya persaingan merupakan ancaman besar. Hanya dengan identifikasi isu, kemudian hadirkan inovasi, maka perusahaan dapat menonjol di tengah persaingan.

Strategi pemasaran sudah ketinggalan jaman. Bukan hanya produk dan layanan saja yang perlu inovasi, tetapi ada beberapa faktor lainnya. Strategi pemasaran dan periklanan lama membutuhkan pembaharuan terpadu. Metode terbaik dalam menjalankan taktik pemasaran sangat bergantung pada tren dan kondisi pasar. Adaptasi metode pemasaran baru juga merupakan salah satu manifestasi inovasi dalam bidang pemasaran yang patut dipertimbangkan.

Teknologi sudah kadaluarsa juga menjadi tanda sudah saatnya inovasi, jika teknologi yang digunakan saat ini sudah ketinggalan jaman atau malah memperlambat kinerja perusahaan, maka inovasi teknologi merupakan salah satu langkah yang patut dipertimbangkan oleh para pemangku kepentingan.

Pendapatan perusahaan stagnan. Jika grafik kinerja pemasukan perusahaan tahunan tidak bertumbuh atau bahkan mengalami penurunan, maka manajemen perlu mengambil langkah untuk mengidentifikasi isu yang tengah dihadapi. Inovasi adalah proses yang berkelanjutan, baik bisnis lama atau baru, multinational company atau lokal, bisnis perlu inovasi untuk terus memecahkan masalah yang dihadapi.

Banyak perusahaan yang cenderung konservatif dalam hal perubahan, dan yang sering terjadi adalah perusahaan berlebihan menyusun kebijakan, tujuan, aturan, dan pedoman perusahaan. Tidak bisa dipungkiri, bahwa tujuan dari kebijakan dan peraturan itu memanglah penting untuk keberlanjutan sebuah bisnis perusahaan. Namun, sering kali yang terjadi adalah terlalu banyak perusahaan yang kehilangan ide-ide brilian dan inovatif hanya karena struktur yang terlalu ketat atau birokrasi yang kaku.

Baca juga: Perusahaan digital diminta tingkatkan inovasi keamanan data

Selain itu, para pemimpin perusahaan seharusnya inovatif, atau paling tidak mereka inovatif saat perusahaan pertama kali didirikan. Namun, bila budaya inovasi hanya datang dari atas, itu bukanlah sebuah inovasi ataupun sebuah budaya. Budaya inovasi seharusnya dilakukan dalam sehari-hari dan menjadi pilar utama dalam perusahaan, dari bawah ke atas. Inovasi bisa datang dari klien, tim teknis, tim marketing ataupun dari sumber daya manusia (SDM). Perusahaan yang inovatif adalah saat semua karyawan memberikan kontribusi di dalamnya.

Karyawan bisa menjadi sumber terbaik untuk ide-ide baru yang inovatif dan bermanfaat bagi organisasi. Sayangnya, banyak sekali dari mereka sulit menyampaikan ide-ide ini. Oleh sebab itu, perlu menciptakan sebuah sarana untuk mendengar saran dan ide baru karyawan. Tidak hanya mendengar, tetapi juga ditindaklanjuti dan dihargai sangatlah penting untuk menghasilkan sebuah kolaborasi yang harmonis antara perusahaan dan karyawan.

Ketika budaya perusahaan menurun, maka kreativitas adalah salah satu hal pertama yang harus dilakukan. Hal ini patut diwaspadai bahwa usaha yang dijalankan sudah butuh inovasi. Karyawan yang baik mengundurkan diri, adalah hal kedua. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa organisasi dengan budaya perusahaan yang kuat mengalami tingkat kreativitas dan inovasi yang jauh lebih tinggi. Demikian juga dengan karyawan yang terlibat dan berkontribusi dalam proses kreativitas perusahaan, mereka akan merasa lebih bersemangat bekerja dalam perusahaan dan dihargai.

Tidak memiliki sosok pemimpin yang terus dorong inovasi. Bila di dalam sebuah perusahaan sulit menemukan sosok pemimpin yang mendorong inovasi, mungkin perlu mulai mencari sosok tersebut. Rasa takut akan kegagalan dapat berdampak negatif pada perusahaan, karena ini akan menghalangi kemauan dan kemampuan karyawan Anda untuk menjadi kreatif, mencoba metode baru atau berbagi ide-ide out of the box.

Menghilangkan rasa takut akan kegagalan dan mengambil pelajaran penting dari sebuah proses kerja adalah kunci inovasi. Jika inovasi penting bagi keberhasilan perusahaan, maka penting untuk berinvestasi dalam perekrutan Chief Innovation Officer yang berpengalaman. Chief Innovation Officer yang baik akan memiliki kredibilitas, keterampilan komunikasi yang luar biasa dan memberi pemahaman pentingnya budaya perusahaan yang baik, mampu menumbuhkan kreativitas dan kolaborasi, menjembatani kesenjangan antara semua departemen, dan akan berani dan menginspirasi saat mendorong perubahan.

"Di GK - Plug And Play, salah satu signature service kami adalah corporate innovation. Kami memiliki pengalaman 15+ tahun dan jangkauan global di 28 negara. Peran kami di sini adalah menjadi mitra atau pendamping setia bagi perusahaan dalam setiap langkah mereka dalam journey menuju inovasi yang berpangku pada insight yang berkesinambungan, sehingga layanan kami tidak hanya menjadi value-added tetapi juga dapat menjadi sebuah jawaban yang efektif bagi isu yang tengah dihadapi oleh korporasi di Indonesia," kata Wesley.

“Salah satu manifestasi dari corporate innovation adalah pendampingan kami dalam melalui grunt work dalam menentukan perusahaan startup untuk menjadi mitra perusahaan dalam memecahkan tantangan yang tengah dihadapi dan/atau mencapai sebuah business objective perusahaan. Itulah salah satu peran penting dari EXPO DAY yang telah menjadi program signature dari GK-Plug And Play,” lanjut Wesley.

GK - Plug And Play akan segera menyelenggarakan EXPO DAY 9.0 di bulan Oktober. EXPO DAY ke-9 kali ini lebih spesial karena terdiri dari dua sesi berbeda, yaitu sesi Fintech Program dan sesi General Program yang akan menyoroti hampir 20 perusahaan startup terpilih yang memiliki kapabilitas inovatif dan ketangguhan fokus selama mengikuti program akselerator.

Sesi Fintech dirancang secara khusus untuk meluncurkan Financial Services sebagai vertikal terbaru dari GK - Plug and Play - makin melengkapi jajaran vertikal pokok menjadi Industry 4.0, Sustainability, dan Fintech, sehingga semakin mendorong upaya akselerasi dalam berinovasi bagi korporasi di tanah air.

Baca juga: Terapkan inovasi digital konstruksi, Hutama Karya raih sertifikasi BIM

Baca juga: Inovasi teknologi kesehatan dan digital untuk jaga kesehatan jantung

Baca juga: Meutya Hafid: Tingkat digitalisasi dan inovasi Indonesia masih rendah

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021