Hadir dalam orasi tersebut para pengurus besar HMI periode 2010-2012, kader HMI se-Jabotabeka-Banten, dan pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PB HMI, Noer Fajriansyah mengemukakan bahawa Orasi Peradaban ini merupakan bentuk rangkaian milad HMI ke-64 sekaligus ijtihad (pembaruan) kritis HMI dalam membangun peradaban Indonesia.
"Orasi peradaban merupakan rangkaian kegiatan milad HMI sebagai bentuk ijtihad HMI membangun peradaban bangsa," ujarnya.
Dalam orasinya, Ichsanuddin Noorsy mengkritik kondisi perpolitikan global yang timpang dan jauh dari ketidakadilan.
Mantan anggota DPR itu mengatakan jika China menjadi "prototipe" sebuah negara yang tidak demokratis tapi secara ekonomi mampu mengalahkan negara-negara lainnya.
Noorsy juga mengkritik jika dunia pendidikan Indonesia menciptakan karakter yang tidak kritis. "Kalau anda kritis mengapa anda tidak mengkritik kasus Century," ungkapnya.
Noorsy juga menegaskan, berbagai kondisi bangsa dan maraknya berbagai kericuhan ini timbul akibat tiga "penyakit", yakni "penyakit" terjebak pada simbol, "penyakit" empati pada orang yang salah dan "penyakit" gaya hidup anak muda yang kian mengkhawatirkan.
"Kalau kita lihat kondisi kita sekarang, saya bertanya pada HMI, dimana peradaban bangsa kita saat ini," tegasnya.
Sementara itu, Sekjen PB HMI, Basri Dodo, mengungkapkan, definisi peradaban yang dipahami HMI ialah, tegaknya HAM, politik yang demokratis, dan penghargaan terhadap keragaman agama serta kepercayaan di Indonesia.
"Peradaban itu berciri masyarakat yang toleran dan penguasa yang tegas dalam berbagai kasus seperti yang ramai sekarang," katanya.
Ketua panitia pelaksana kegiatan Milad ke-64 HMI, Niskalawaty, mengatakan kegiatan ini dimaksudkan sebagai rangkaian milad HMI ke-64 yang terdiri dari berbagai rangkaian acara sejak 5 Februari 2011 lalu.
"Orasi peradaban merupakan rangkaian kegiatan milad HMI yang ke-64. Sebelumnya kami juga mengadakan berbagai kegiatan Milad baik di Jakarta dan Yogyakarta. Acara puncaknya pada 15 Februari 2011 di Hotel Bidakara Jakarta," katanya.(*)
(R009/K004)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
