London (ANTARA News) - Sabtu kemarin, alun alun kota London, Trafalgar Square, tidak jauh dari Istana Ratu Inggris Elizabeth II di Buckingham Palace dan gedung Parlemen Westminster Abbey, menjadi lautan merah, hitam dan putih, warna bendera Mesir.

Massa merayakan Hari Bersolidaritas dan Berlawan, menyusul tumbangnya Presiden Hosni Mubarak di Mesir.

Sejak pagi, ribuan orang terdiri dari aktivis, serikat buruh, mahasiswa dan aktivis Amnesty Internasional, berdatangan dari penjuru Inggris untuk turut merayakan kemenangan rakyat Mesir dalam menuntut mundur Presiden Hosni Mubarak.

Aditya Muharam, peserta aksi dari Indonesia, berkata pada ANTARA, semangat solidaritas dan optimisme menggelora di udara.

"Bila Mesir bisa maka kota-kota lainnya juga pasti bisa merasakan gelora dan solidaritas masyarakat Mesir," katanya.

"Hari ini kami berkumpul untuk selebrasi dan protes," seru Salil Shetty, Sekretaris Jenderal Amnesty Internasional.

Setelah mundurnya Husni Mubarak, dia melihat agenda Mesir selanjutnya adalah menghormati dan menegakkan Hak Asasi Manusia, tidak saja di Timur Tengah tetapi juga Afrika Utara.

Sehari sebelum demonstrasi berlangsung, Presiden Mesir Hosni Mubarak tumbang setelah 30 tahun berkuasa, digoyang demonstrasi besar selama 18 hari.

Ini adalah diktator kedua yang tumbang setelah beberapa minggu sebelumnya Ben Ali dari Tunisia mundur dari kekuasaannya.

Salil Shetty, mengatakan demonstrasi antipemerintah otoriter telah menggelora di beberapa negara Timur Tengah dan Afrika Utara dalam beberapa minggu ini.

"Banyak pendemo terbunuh, terluka atau ditahan. 'Amnesty International menyerukan semua negara di kawasan untuk menghormati HAM." katanya.

Warga Mesir di Inggris, dipenuhi ekstasi, saat melihat tumbangnya pemimpin mereka yang dianggap mereka diktator itu.

"Saya merasa melayang, saya sangat bahagia, sangat-sangat bahagia," ungkap Mohammed Ihsam, warga Mesir yang bekerja di London.

"Semuanya akan menjadi lebih baik, ini baru permulaannya saja," ujarnya optimis sambil membalut diri dengan bendera Mesir.

Di Trafalgar Square ini, orang-orang juga melambaikan bendera Aljazair, Tunisia, Yaman, Palestina, dan Iran di lapangan yang tak jauh dari landmark kota London, jam gadang Big Ben.

Koordinator aksi meminta para peserta demonstrasi untuk mengeluarkan ponsel dan mengacungkan dua jari tanda berbentuk V (victory atau kemenangan) ke udara.

Mereka merasa ini adalah representasi vitalnya peran teknologi informasi dan media sosial seperti internet, Facebook, Twitter dan juga televis berita seperti Aljazeera dalam mengawal tuntutan rakyat Tunisia dan Mesir.

Turut ikut ambil bagian dalam demonstrasi ini Kongres Serikat Buruh Internasional (ITUC), Human Rights Watch, Institut HAM Kairo, Inisiatif Mesir untuk Hak Personal, Jaringan HAM Euro-Mediterranean Human Rights Network dan Serikat buruh Jurnalis Nasional Inggris. (*)

Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011